
Peran Literasi Keuangan dalam Mencegah Penipuan Digital
Fenomena penipuan digital semakin menjadi perhatian serius, terutama di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Dalam kegiatan Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 yang berlangsung di Rita Supermall Purwokerto, Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menyampaikan bahwa aksi kejahatan siber kini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menipu masyarakat.
“Sekarang tidak hanya melalui telepon atau WhatsApp, tetapi juga melalui video call dengan bantuan AI. Ada korban yang mengaku kehilangan Rp5 juta karena tertipu dengan modus membantu menjual mobil,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat terhadap segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan pejabat atau tokoh publik. Menurut Sadewo, lembaga keuangan juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi dan perlindungan kepada masyarakat.
“Ia sangat mendukung pentingnya literasi keuangan, bagaimana masyarakat bisa merencanakan keuangan dengan baik termasuk menabung,” katanya dalam sambutan kegiatan tersebut pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Kepentingan Literasi Keuangan bagi Kesejahteraan Masyarakat
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan bahwa tingkat literasi keuangan suatu negara berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang melek finansial lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan terhindar dari jebakan keuangan ilegal.
Sebagai langkah perlindungan, OJK kini memiliki Scam Center untuk menampung laporan masyarakat terkait penipuan keuangan. “Sejak dibuka, Scam Center telah menerima ribuan laporan kasus dengan total kerugian mencapai Rp7 triliun, dan kasus terbanyak adalah penipuan belanja online,” ungkap Friderica.
Ia pun mengajak masyarakat untuk segera melapor ke OJK jika mengalami atau menemukan indikasi penipuan keuangan.
Acara Financial Expo Purwokerto 2025
Financial Expo Purwokerto 2025 digelar bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) dan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan UMKM. Acara ini mengusung tema “Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Acara ini diikuti oleh 16 lembaga jasa keuangan dan 10 UMKM dari wilayah Eks Karesidenan Banyumas. Selain pameran lembaga keuangan dan produk unggulan daerah, kegiatan ini juga menghadirkan talkshow edukasi finansial, lomba mewarnai, serta sosialisasi mengenai pinjaman online ilegal dan judi online.
Melalui kegiatan ini, OJK dan pemerintah daerah berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat sekaligus memperkuat perlindungan konsumen dari ancaman penipuan digital yang semakin canggih di era teknologi.
Berbagai Aktivitas yang Dilakukan
Selama acara berlangsung, banyak aktivitas yang dilakukan untuk memperkenalkan layanan keuangan dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satu yang menarik adalah talkshow edukasi finansial yang disampaikan oleh para ahli dan praktisi di bidang keuangan. Diskusi ini membahas berbagai topik mulai dari pengelolaan keuangan pribadi hingga risiko investasi.
Lomba mewarnai juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak. Acara ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk belajar tentang nilai-nilai keuangan secara sederhana.
Selain itu, sosialisasi mengenai pinjaman online ilegal dan judi online juga menjadi fokus utama. Peserta diajarkan cara mengenali tanda-tanda penipuan dan bagaimana menghindari risiko keuangan yang tidak aman.
Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan seperti Financial Expo Purwokerto 2025, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya literasi keuangan. Tidak hanya itu, masyarakat juga diingatkan untuk selalu waspada terhadap berbagai bentuk penipuan digital yang semakin canggih. Dengan peningkatan pemahaman dan kesadaran, masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga kestabilan keuangan pribadi maupun keluarga.























































