Ragam Pameran “Repetisi, Reposisi” Garis dan Imaji Surabaya

Pameran “Repetisi, Reposisi” Garis dan Imaji Surabaya

14
0

Kota Surabaya dalam Pandangan Seniman Siwi Andika

Pameran tunggal dengan tema “Repetisi, Reposisi” yang digelar oleh seniman Siwi Andika menawarkan pandangan baru tentang Kota Surabaya. Mengusung konsep cityscape, karya-karya Siwi menggambarkan kota melalui garis dan imaji yang terinspirasi dari titik-titik koordinat. Pameran ini berlangsung di Galeri Ruang Dini, Jalan Anggrek, Kota Bandung, mulai 26 September hingga 19 Oktober 2025.

Representasi Visual Kota

Kurator pameran, Dewi Zahra, menjelaskan bahwa para seniman sering kali menggambarkan kota melalui representasi visual yang melebihi realitas. Hal ini bisa mencakup penciuman, bunyi, atau bahkan elemen non-retinal untuk menyampaikan bagaimana sebuah kota ditangkap dalam pikiran publik. Karya-karya yang menggambarkan suasana kota disebut dengan cityscape.

Siwi Andika menggunakan medium seni lukis untuk menangkap esensi dari suatu kota. Proses berkaryanya melibatkan penangkapan gambar dari Google Maps dan rute yang menghubungkan antar titik. Titik-titik yang dipilih bukan sembarang, tetapi berdasarkan peran dan signifikansi dalam keberlangsungan Kota Surabaya. Lokasi-lokasi penting seperti pusat perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, dan transportasi menjadi acuan dalam pembuatan karya.

Pola yang Berulang

Pola-pola yang berulang dalam karya Siwi menggambarkan rutinitas kota yang tidak pernah berhenti. Lalu lalang yang sibuk dan dinamika kota terlihat dalam bentuk yang tidak biasa. Meskipun tampak tidak teratur, karya-karya ini justru menciptakan ritme optikal yang harmonis.

Keteraturan yang lahir dari ketidakteraturan ini mengajak pengunjung untuk merenung tentang bagaimana ekosistem urban dibentuk. Destinasi-destinasi dalam karya Siwi dihadirkan sebagai bentuk baru yang memancing ingatan akan sejauh mana kota mengenal penduduknya dan sebaliknya.

Labirin Kota

Menurut Dewi, Siwi percaya bahwa setiap kota adalah labirin tersendiri. Kunci jawaban dari labirin itu tersimpan dalam benak individu yang mengenalnya, menjadi kenangan yang dikenang. Kota sebagai tempat tinggal, bekerja, berduka, dan bersua memiliki bahasa yang berbeda-beda bagi setiap individu. Bahasa tersebut membisikkan arah jalan pulang dan kisah-kisah yang telah dilalui.

Rutinitas yang diikuti Siwi selama tinggal di Surabaya dimaknai sebagai perpaduan dari berbagai elemen yang saling bertentangan, tetapi saling mendukung. Sifat-sifat paradoks dalam rutinitas yang penuh kebisingan menciptakan dinamika kota sendiri.

Penggunaan Op Art

Penggunaan Op Art dalam menggambarkan cityscape merupakan ajakan dari Siwi agar apresiator lebih kritis dalam memaknai dinamika kota. Segala sifat dan unsur yang menggambarkan kehidupan kota ditampilkan melalui tarikan kuas dengan warna yang mencolok dan meriah.

Perjalanan Kreatif

Semua arsitektur, mata pencaharian, peninggalan kebudayaan, dan sejarah di Surabaya ditandai oleh Siwi sebagai titik awal kreasinya. Ia tidak hanya mempresentasikan Kota Surabaya, tetapi proses abstraksi ini menekankan konsep dari sebuah kata menjadi ruang psiko sosial yang merekam jejak penduduk, ingatan kolektif, serta perubahan morfologi kota.


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini