Ragam Pameran Repetisi dan Reposisi: Surabaya dalam Garis dan Imaji

Pameran Repetisi dan Reposisi: Surabaya dalam Garis dan Imaji

44
0

Kota Surabaya dalam Pandangan Seniman Siwi Andika

Melalui konsep cityscape, seniman Siwi Andika menggambarkan Kota Surabaya dalam bentuk garis dan imaji. Pameran tunggalnya dengan tema Repetisi, Reposisi menampilkan karya-karya yang menggunakan titik-titik koordinat sebagai patokan dalam memvisualkan kota tersebut. Karya-karya ini dipamerkan di Galeri Ruang Dini, Jalan Anggrek, Kota Bandung, dari tanggal 26 September hingga 19 Oktober 2025.

Setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengingat sebuah kota. Bagi Kla Project, Yogyakarta adalah kota dengan sapaan hangat di tiap sudutnya. Sementara itu, novelis sekaligus musisi Pidi Baiq melihat Bandung sebagai tempat yang penuh perasaan.

Kurator Repetisi, Reposisi Dewi Zahra menjelaskan bahwa para seniman menggambarkan kota melalui representasi visual yang melebihi wujud aslinya. Bahkan, mereka menciptakan sensasi penciuman dan suara hingga bersifat non-retinal untuk membagikan bagaimana sebuah kota ditangkap dalam benaknya kepada publik. Karya-karya yang menggambarkan suasana kota disebut dengan cityscape.

“Siwi Andika menggunakan medium seni lukis untuk menangkap esensi-esensi dari suatu kota. Hal ini mencakup karakteristik fisikal dan mental dari morfologi kota tersebut,” jelas Dewi. Proses berkarya Siwi melibatkan penangkapan gambar dari Google Maps dan rute yang menghubungkan antarsatu titik ke titik lain.

Pemilihan titik tidak sembarang, tetapi berdasarkan peran dan signifikansi dari koordinat-koordinat tersebut dalam keberlangsungan Kota Surabaya. Koordinat tersebut mencakup lokasi-lokasi penting seperti pusat perdagangan, pemerintahan, kebudayaan, dan transportasi. Titik-titik itu diolah hingga tampak jauh dari pola sebuah peta, dan berakhir non-representasional.

Pola-pola yang berulang pada karya mengelaborasikan rutinitas kota yang tak pernah berhenti, lalu lalang yang sibuk hingga memekakkan bidang kanvas. Namun, ia juga menjadi sebuah ritme optikal yang memiliki ciri yang harmonis. Keteraturan yang lahir dari ketidakteraturan itu, Siwi hadirkan melalui karya-karya lukisan untuk menyadarkan mengenai betapa dalamnya pembahasan-pembahasan yang terpercik dalam mendirikan ekosistem urban. Destinasi-destinasi itu dihadirkan menjadi sepenuhnya bentuk yang baru, mengajak untuk mengingat kembali sejauh mana kota ini sudah mengenal penduduknya dan sebaliknya.

Labirin Kota

Menurut Dewi, Siwi percaya bahwa setiap kota adalah labirinnya masing-masing. Kunci jawaban dari labirin itu tertimbun di benak masing-masing individu yang mengenalnya, lalu menyimpannya sebagai kenangan yang dikenang.

Kota sebagai tempat tinggal, bekerja, berduka, dan bersua memiliki bahasa yang dikomunikasikan kepada masing-masing individu, membisikkan arah jalan pulang dan kisah-kisah yang telah dilaluinya.

Rutinitas yang terus diikuti Siwi selama tinggal di Surabaya dimaknai sebagai perpaduan dari berbagai elemen yang berbenturan, tetapi saling meneguhkan. Sifat-sifat paradoks yang dapat ditemukan di dalam rutinitas yang penuh kebisingan menciptakan dinamikanya sendiri yang menghidupi kota-kota yang ditinggali.

Semua arsitektur, mata pencaharian, peninggalan kebudayaan dan sejarah, Siwi tandai menjadi titik keberangkatan kuasnya. Siwi tidak hanya mempresentasikan Kota Surabaya, melainkan proses abstraksinya menekankan konsep dari sebuah kata menjadi suatu ruang psiko sosial yang merekam jejak para penduduknya, ingatan-ingatan kolektif yang telah dibangunnya, serta perubahan-perubahan dari morfologi kota yang telah berlangsung selama ini.

Penggunaan Op Art dalam menggambarkan cityscape merupakan ajakan dari Siwi, agar apresiator dapat lebih kritis memaknai dinamika yang terjadi di dalam suatu kota. Sebagai hasil renungannya, segala sifat dan unsur yang menurut Siwi menggambarkan kehidupan kota ditampilkan melalui tarikan-tarikan kuas dengan warna yang mencolok dan meriah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini