Ragam PSSI Pecat Patrick Kluivert, Sorotan Dunia Sepak Bola Indonesia

PSSI Pecat Patrick Kluivert, Sorotan Dunia Sepak Bola Indonesia

31
0

Pemecatan Pelatih Timnas Indonesia Dikaitkan dengan Dinamika Internal

Kurang dari sepekan setelah Timnas Indonesia gagal melaju ke Piala Dunia 2026, PSSI mengumumkan pemecatan pelatih Patrick Kluivert melalui kesepakatan bersama. Dalam pernyataan resmi mereka, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pengembangan tim nasional di masa depan. Keputusan ini menarik perhatian media internasional, termasuk ESPN, yang menyebut bahwa pemecatan pelatih setelah ajang penting seperti kualifikasi Piala Dunia adalah hal biasa.

ESPN menilai bahwa dalam siklus turnamen dua atau empat tahunan di level kontinental maupun dunia, federasi sering kali melakukan peninjauan terhadap capaian tim nasionalnya. Yang membuat pemecatan Kluivert menarik adalah fakta bahwa ia baru saja ditunjuk sebagai pelatih pada Januari 2025. “Langkah ini membingungkan, hanya sedikit lebih membingungkan dari proses penunjukannya (Kluivert) awal tahun ini,” tulis ESPN dalam ulasannya.

Sebelum Kluivert, PSSI juga memutus kerja sama dengan Shin Tae-yong. Keputusan itu sempat memicu protes dari pendukung tim nasional karena Shin dianggap berjasa membawa Indonesia bangkit dari masa sulit. Ia mengambil alih tim saat berada di peringkat 173 dunia dan mengantarkan mereka menembus babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia zona Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Di bawah Kluivert, Indonesia finis di empat besar klasemen putaran ketiga kualifikasi dan lolos ke ronde keempat. Di situ, Indonesia gagal bersaing dengan Irak dan Arab Saudi. Penunjukan Kluivert sebelumnya dikaitkan dengan bertambahnya jumlah pemain naturalisasi kelahiran Belanda di skuad Garuda. Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat itu berharap legenda sepak bola Belanda itu mampu menerapkan strategi baru, membangun komunikasi yang lebih baik dengan pemain, dan memperkuat program pengembangan tim nasional.

ESPN menyoroti penggunaan kata “strategi” yang biasanya bermakna jangka panjang. Kluivert pun meneken kontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan. Dengan kontrak itu, ia seharusnya bersama Indonesia hingga akhir 2027. Itu bukan waktu yang lama, tetapi cukup untuk menerapkan beberapa perubahan dan memperkuat fondasi tim nasional di bawah Shin Tae-yong sebelumnya. “Faktanya, kerja sama yang berakhir begitu cepat menunjukkan kurangnya strategi,” tulis ESPN.

Pertanyaan tentang Target Timnas Indonesia

Pertanyaannya, apakah PSSI benar-benar menargetkan tim nasional lolos ke Piala Dunia? Secara realistis, target itu bukanlah target mustahil. Hingga putaran keempat kualifikasi, Indonesia telah menunjukkan kemajuan pesat dan mampu mengimbangi kekuatan tim elite Asia. Di atas kertas, lawan seperti Arab Saudi, Irak, Qatar, dan Uni Emirat Arab masih jauh lebih kuat.



Para pemain tim nasional Indonesia pada laga Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra Irak di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, 11 Oktober 2025. Dok. PSSI.

Indonesia layak mendapatkan pujian karena mampu tampil jauh melampaui ekspektasi sebagai tim yang berada di posisi 119 FIFA. Indonesia adalah tim terbawah kedua yang berlaga di babak kualifikasi Asia setelah Oman yang berada di peringkat ke-78. Adapun Irak dan Arab Saudi berada di peringkat ke-58 dan ke-59.

Di bawah Shin Tae-yong, sebelumnya, Indonesia bisa dibilang melahirkan generasi berbakat. Pelatih Korea Selatan itu konsisten membawa pemain muda, baik diaspora maupun lokal, dengan tujuan pengembangan jangka panjang. “Namun, fakta PSSI menyingkirkan pelatih yang membangun fondasi pertama untuk memberi tempat untuk pelatih yang diharapkan menyempurnakan tim, hanya untuk berpisah kembali, terasa sangat reaktif,” tulis ESPN.

Faktor-faktor yang Memicu Pemecatan

Pemecatan Kluivert mungkin juga karena beberapa faktor. Pertama, pelatih asal Belanda itu memang gagal menyempurnakan tim yang Shin Tae-yong bangun. Kedua, PSSI akhirnya menyadari bahwa Kluivert bukanlah orang yang tepat untuk pekerjaan itu. Keduanya merupakan alasan yang sah untuk perpisahan tersebut.

Pada waktunya, perlu ada semacam pertanggungjawaban. Apa yang terjadi pada Timnas Indonesia tahun 2025 jauh dari normal. “Jika ada yang pantas mendapatkan penjelasan, itu adalah para suporter Indonesia yang mulai bisa bermimpi lagi, tetapi melihat harapan itu hancur karena keputusan di luar lapangan,” tulis ESPN.

Tekanan pendukung Timnas Indonesia juga menjadi sorotan. Menurut laporan media Belanda, De Telegraaf, keputusan pemecatan awalnya tidak ada dalam rencana awal PSSI. Namun, tekanan besar publik dan media membuat situasi berubah. “Kekecewaan atas kegagalan di Piala Dunia menjadi sangat besar dan realitasnya menjadi kurang diperhatikan,” tulis De Telegraaf, dikutip dari Voetbal Primeur.

Media Belanda itu juga menyindir PSSI yang mengabaikan fakta bahwa level Irak dan Arab Saudi memang berada jauh lebih tinggi daripada Indonesia dalam peringkat FIFA. “Fakta ini tidak relevan bagi PSSI. Mimpi Piala Dunia yang hancur telah menelan segalanya dalam gelombang negativitas.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini