
Unjuk Rasa Mahasiswa UI untuk Memperingati Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Di tengah kota Jakarta, kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya menjadi lokasi unjuk rasa yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI). Aksi ini dilakukan pada Senin (20/10/2025) sebagai bentuk peringatan atas satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam momen tersebut, BEM UI menyampaikan kritik terhadap berbagai aspek kebijakan yang dianggap belum sesuai dengan janji-janji yang diberikan selama masa kampanye.
Penilaian Terhadap Pemerintahan Saat Ini
BEM UI menilai bahwa selama setahun terakhir, pemerintahan Prabowo-Gibran belum mampu menunjukkan arah perubahan yang diharapkan oleh masyarakat. Mereka mengkritik beberapa isu utama, termasuk peningkatan harga kebutuhan pokok, angka pengangguran yang tinggi, serta penyempitan ruang kebebasan sipil. Selain itu, mereka juga menyoroti kebijakan ekonomi yang dinilai cenderung berpihak pada kelompok oligarki, serta kurangnya partisipasi rakyat dalam proses demokrasi.
Dalam pernyataan sikapnya, BEM UI menyebutkan bahwa kekuasaan saat ini dijalankan dengan watak represif, sehingga ruang gerak masyarakat sipil semakin terbatas. Bahkan, suara rakyat sering kali dikriminalisasi, yang membuat kondisi ini semakin memprihatinkan.
Empat Isu Utama yang Disoroti
Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI 2025, Bima Surya, menjelaskan bahwa dalam aksi ini, mereka fokus pada empat isu utama yang mencerminkan janji politik yang belum terpenuhi. Keempat isu tersebut antara lain:
- Peningkatan harga kebutuhan pokok dan angka pengangguran yang cukup tinggi.
- Menyempitnya ruang kebebasan sipil.
- Kebijakan ekonomi yang berpihak pada oligarki.
- Kegagalan pemerintah dalam memenuhi prinsip demokrasi dan partisipasi rakyat.
Bima menyatakan bahwa pemerintahan saat ini cenderung bergaya sentralistis dan militeristik, sehingga arah kebijakan terlihat jauh dari demokrasi yang sebenarnya. Ia menilai bahwa banyak peristiwa selama setahun terakhir menunjukkan adanya kecenderungan tersebut.
Delapan Poin Tuntutan yang Disampaikan
Sebagai respons atas kondisi tersebut, BEM UI menyusun delapan poin tuntutan yang mereka sebut sebagai Asta Cita Milik Rakyat. Gerakan ini disebut sebagai bentuk tandingan terhadap program Asta Cita yang diusung oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Tuntutan-tuntutan ini mencakup berbagai aspek penting, seperti perlindungan hak-hak dasar rakyat, reformasi sistem pemerintahan, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik.
Aksi Massa yang Diikuti Banyak Peserta
Aksi massa dimulai pada pukul 12.00 WIB dengan titik kumpul di Lapangan FISIP UI, Depok. Para peserta kemudian bergerak menuju kawasan Patung Kuda dan Istana Kepresidenan, Jakarta. Narahubung aksi, Faal, menyebut jumlah peserta yang terdata mencapai lebih dari seribu orang. Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, jumlah peserta yang terdata sekitar 1.480-an orang.
Selain mahasiswa UI, aksi ini juga diikuti oleh sejumlah elemen mahasiswa dari kampus lain dan organisasi masyarakat sipil. Mereka turut menyuarakan evaluasi terhadap satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, dengan harapan agar pemerintah dapat segera memberikan perubahan yang lebih baik bagi rakyat.























































