
Apa Itu Ecoprint?
Ecoprint adalah teknik pembuatan motif pada kain menggunakan bahan alami seperti daun, biji-bijian, bunga, bahkan bahan dapur seperti kulit bawang bombay. Teknik ini memiliki keunikan tersendiri karena hasil akhirnya menciptakan corak yang tidak seragam dan memiliki karakteristik masing-masing. Sebab, bentuk bahan alami yang digunakan berbeda-beda, menghasilkan karya satu-satunya atau one-of-a-kind.
Ada beberapa cara pembuatannya, tetapi secara umum proses yang dilakukan adalah menempelkan bahan di atas kain hingga bentuk dan warnanya diserap oleh kain tersebut.
Asal dan Filosofi Ecoprint
Proses pewarnaan alami ini sebenarnya telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu, namun pengembangan pada tekstil dimulai pada tahun 2000-an. Nama ecoprint sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yakni dari kata eco (ekosistem) dan print (cetak).
Filosofi ecoprint adalah menyatu dengan alam secara harmonis. Alam yang indah dapat direpresentasikan pada kain berpadu dengan seni. Ecoprint juga bisa menjadi presentasi dari budaya dan alam dari masing-masing wilayah dengan variasi flora yang berbeda-beda.
Bahan Alami untuk Ecoprint
Proses utama dalam ecoprint adalah memindahkan pigmen dari bahan alami untuk menyerap ke kain, membuat corak serta warna. Oleh sebab itu, daun yang umum digunakan adalah daun yang mengandung zat tanin tinggi agar menghasilkan warna yang lebih kuat. Jika ingin bereksperimen berbagai jenis daun, biji-bijian serta bunga juga bisa dicoba. Namun, hasilnya akan beragam, ada warna yang lebih lembut bahkan ada juga yang kurang terlihat.
Keunikan lainnya adalah warna bahan-bahan tersebut belum tentu sama saat sudah di atas kain. Misalnya, kayu secang yang berwarna kuning akan menghasilkan warna merah, atau daun jati akan menghasilkan warna ungu.
Beberapa bahan alami untuk ecoprint termasuk bahan lokal:
Daun: Jambu, jati, eukaliptus, maple, mangga, belimbing, singkong, pepaya
Bunga: Telang, marigold, lavender, mawar merah, matahari
Biji: Lanang, kopi, alpukat, jintan
Bahan lainnya: kayu secang, kulit bawang bombay, kulit kayu, bubuk kunyit
Proses Pembuatan Ecoprint
Pembuatan ecoprint secara umum mencakup meletakkan bahan pada kain kemudian melalui proses pemanasan untuk memindahkan warna dan pengeringan. Berikut ini langkah-langkahnya:
Menyiapkan kain dan bahan: Supaya warna lebih mudah diserap, kain dari serat alami seperti sutra, katun, kanvas, linen, dan wol paling ideal untuk digunakan, dan sebaiknya hindari kain berbahan polyester. Jangan lupa menyiapkan daun atau bahan alami lainnya yang ingin digunakan
Membasahi bahan alami: Gunakan semprotan air untuk melembabkan bahan alami.
Menyusun bahan di atas kain: Daun, bunga, ataupun kulit kayu bisa disusun sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Meski disusun acak, teknik ecoprint tetap menghasilkan warna natural serta corak yang indah.
Menggulung dan mengikat: Setelah semua bahan tersusun, kain bisa digulung secara lurus ataupun diagonal tergantung motif yang diinginkan. Kemudian, kain diikat rapat agar tidak terbuka saat pemanasan dan bahan-bahan tetap menempel.
Mengukus atau merebus kain: Kain yang sudah diikat rapat kemudian dikukus atau direbus untuk memindahkan pigmen bahan alami secara maksimal.
Mengeringkan dan membilas: Kain dikeringkan di dalam ruangan kemudian dibilas supaya warna lebih tahan lama.
Beberapa Teknik Ecoprint
Bundling & Steaming: Teknik ini memiliki proses seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kain yang sudah ditempelkan dengan bahan alami digulung. Kemudian, gulungan tersebut dipanaskan dengan uap air atau dikukus. Durasinya minimal 30 menit hingga beberapa jam supaya pigmen alami meresap dan menghasilkan motif dengan warna yang lebih intens.
Pounding: Cara ini umum untuk pemula dengan langkah yang mirip, yakni menempelkan bahan alami pada kain. Bedanya, setelah itu bahan-bahan tersebut dipukul dengan palu sampai pigmennya meresap.
* Boiling: Pemanasan kain pada teknik ini dilakukan dengan cara merebus kain yang sudah digulung. Cuka juga bisa ditambahkan di air untuk membuat warna lebih bertahan pada kain.
Keunggulan dan Kegunaan Ecoprint
Ecoprint punya keunggulan utama yang ramah lingkungan dari bahan-bahan alami yang dipakai serta proses pembuatannya yang tidak menggunakan unsur kimia.
Secara estetika, ecoprint menghasilkan tekstil bermotif unik dengan karakter masing-masing yang juga mampu menonjolkan flora lokal. Selain itu, proses ecoprint menyenangkan sebab warna bahan alami bisa menghasilkan warna yang berbeda setelah diproses, menjadikan hasil akhirnya penuh daya tarik.
Selain itu, kain ecoprint dikatakan punya nilai seni yang tinggi karena prosesnya memerlukan ketelitian dan waktu, buatan tangan, dan hasilnya yang nggak seragam. Hasil ecoprint bisa digunakan untuk berbagai macam pakaian dan aksesori seperti tas, kemeja, pouch kain, outer, hingga scarf.
Cara Merawat Ecoprint
Warna ecoprint memang cenderung lebih mudah pudar karena tidak menggunakan bahan kimia. Cara perawatannya akan menentukan keawetan dari warnanya. Agar tidak cepat pudar, cuci dengan tangan menggunakan air dingin. Kemudian, gunakan sabun yang ringan seperti shampo atau lerak. Lalu, keringkan di ruangan tanpa terkena sinar matahari langsung.
Inilah penjelasan tentang apa itu ecoprint pada kain yang merupakan cetak pada kain yang menggunakan bahan alami, merepresentasikan alam dan menggabungkan seni. Kamu tertarik mencobanya?