
Peran Jay Idzes dalam Laga Lecce vs Sassuolo
Di bawah cahaya senja yang perlahan berganti malam, Jay Idzes berdiri di jantung pertahanan Sassuolo seperti dinding hijau yang enggan runtuh. Dua kali bola liar mengarah ke kotak penalti, dua kali pula tubuh jangkungnya hadir tepat waktu menutup ruang, menghalau bahaya, dan menenangkan jantung rekan setimnya. Sorak para pendukung Lecce menggema setiap kali tim kesayangan mereka melancarkan serangan, tapi suara itu tak mampu menembus konsentrasi Idzes. Dalam diam, ia bekerja. Dalam sunyi, ia menulis kisahnya sendiri.
Pertandingan antara Lecce dan Sassuolo berlangsung di Stadio Via del Mare, Sabtu sore 18 Oktober 2025 waktu Italia atau malam hari waktu Indonesia. Laga ini menjadi bagian dari pekan kedelapan Serie A Liga Italia, yang mempertemukan dua tim dengan nasib berbeda: Lecce yang tengah berjuang keluar dari zona bawah, dan Sassuolo yang ingin menjaga posisi di papan tengah.
Menariknya, duel ini menghadirkan reuni antara Jay Idzes dan pelatih Eusebio Di Francesco, yang sempat membimbingnya di masa lalu. Sebuah pertemuan antara murid yang kini berdiri tegak, dan guru yang ingin membuktikan bahwa ide sepak bolanya masih hidup.
Babak Pertama: Lecce Menyerang, Idzes Bertahan dalam Sunyi
Sejak menit pertama, Lecce menyalakan mesin agresi mereka. Dukungan dari tribun membuat setiap serangan terasa seperti badai kecil yang datang bertubi-tubi. Tete Morente menjadi ujung tombak sayap kanan, berulang kali mencoba menusuk melewati Doig dan mengirimkan umpan silang berbahaya.
Di menit ke-10, peluang pertama tuan rumah datang ketika Pierotti menyambar bola liar hasil pantulan dari tendangan sudut — namun sepakan setengah volinya masih mengarah tepat ke pelukan Murić.
Tekanan Lecce tak berhenti di situ. Pada menit ke-18, Štulić berhasil lolos dari penjagaan dan melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti. Namun Idzes membaca pergerakan itu lebih cepat dari siapa pun. Dengan langkah panjangnya, ia memotong lintasan bola, melakukan intercept bersih yang disambut tepuk tangan kecil dari rekan setim.
Sassuolo berusaha meredakan tekanan dengan memainkan tempo. Bola bergulir pelan dari kaki ke kaki, dengan Idzes menjadi poros awal setiap aliran serangan. Dari lini belakang, ia mengirim umpan akurat ke Berardi dan Laurienté, memaksa Lecce sedikit mundur untuk menjaga keseimbangan.
Menit ke-33 menjadi momen menegangkan. Lecce mendapat peluang emas dari situasi tendangan bebas, ketika Ramadani mengirim bola ke tengah kerumunan. Sundulan Tiago Gabriel sempat mengancam, namun lagi-lagi, Idzes tampil dengan ketenangan khasnya, menghalau bola dengan kepala di saat krusial.
Babak pertama pun berakhir tanpa gol. Tapi bukan tanpa cerita — di antara duel udara, suara sepatu, dan aroma rumput basah, Jay Idzes menjadi sosok yang menenangkan badai.
Babak Kedua: Tempo Menurun, Fokus Tak Berkurang
Sassuolo mencoba meningkatkan intensitas selepas jeda. Vranckx dan Matić mengambil alih tempo di lini tengah, sementara Berardi berupaya memecah kebuntuan lewat sepakan jarak jauh di menit ke-58 yang masih melebar tipis.
Lecce tetap berbahaya lewat serangan balik cepat. Tete Morente sempat hampir mencetak gol ketika tembakannya membentur bahu Romagna dan melenceng tipis di sisi kanan gawang.
Di sisi lain, Jay Idzes tak pernah kehilangan fokus. Ia mencatatkan 54 sentuhan sepanjang laga dengan 96 persen akurasi umpan, menjaga ritme tim di tengah tekanan.
Sassuolo lebih banyak menunggu dan memilih momen, tapi setiap serangan Lecce selalu kandas sebelum menyentuh jantung pertahanan. Ketika peluit panjang berbunyi, papan skor tetap beku — 0-0, tapi penuh kerja keras dan disiplin.
Setelah Laga: Poin, Statistik, dan Sebuah Keteguhan
Hasil imbang ini membawa Sassuolo duduk di posisi kedelapan klasemen Serie A dengan 10 poin, sementara Lecce tertahan di urutan ke-16 dengan enam poin.
Jay Idzes kembali mencatat clean sheet ketiganya musim ini, mempertegas reputasinya sebagai salah satu bek paling konsisten di Italia saat ini.
Tak banyak selebrasi di akhir laga, hanya genggaman tangan antar pemain — dan di tengah semua itu, Idzes tersenyum kecil. Bagi sebagian orang, laga tanpa gol mungkin membosankan. Tapi bagi seorang bek, malam itu adalah bentuk keindahan yang paling murni.
Susunan Pemain
Lecce: Falcone; Danilo Veiga, Kialonda Gaspar, Tiago Gabriel, Gallo; L. Coulibaly, Berisha, Ramadani; Tete Morente, Pierotti, Stulic.
Sassuolo: Muric; Walukiewicz, Idzes, Romagna, Doig; Vranckx, Matic, Thorstvedt; Berardi, Laurienté, Pinamonti.
Malam itu, Jay Idzes tak mencetak gol. Tapi ia memastikan tak ada satu pun yang tercipta. Dalam kesunyian Lecce, di bawah sorot lampu Via del Mare, ia menjaga keseimbangan permainan dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh bek sejati — dengan kesabaran, keberanian, dan ketenangan yang tak banyak dimiliki.























































