
Persaingan di Nomor Ganda Putra Semakin Ketat
Persaingan dalam nomor ganda putra semakin menarik setelah dua unggulan teratas harus tersingkir pada Denmark Open 2025. Hal ini membuka peluang bagi pemain-pemain lain untuk tampil lebih baik dan memperkuat posisi mereka dalam turnamen.
Unggulan kedua, Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia), menjadi yang pertama tersingkir pada babak 32 besar. Mereka gagal melanjutkan perjalanan mereka setelah menghadapi lawan yang cukup tangguh. Sehari kemudian, giliran unggulan pertama sekaligus ganda putra nomor satu, Kim Won-ho/Seo Seung-jae (Korea Selatan), yang harus menerima kekalahan pada babak 16 besar.
Kim/Seo kalah dari ganda putra Malaysia yang tidak diunggulkan, Nur Mohd Azriyn Ayub/Tan Wee Kiong. Mereka kalah dua gim langsung dengan skor 19-21, 14-21. Meskipun sebelumnya, ganda putra Malaysia tersebut kesulitan melewati babak pertama dalam tiga turnamen sebelumnya, penampilan mereka di Denmark Open 2025 justru sangat mengesankan.
Posisi Malaysia juga sedang dalam situasi sulit karena Tan/Arzriyn adalah wakil terakhir di nomor ganda putra. Namun, performa mereka yang luar biasa berhasil meraih kemenangan penting.
“Kami menikmati pertandingan ini,” kata Tan Wee Kiong setelah pertandingan. “Kami terus mengingatkan satu sama lain untuk fokus dan memberikan yang terbaik.”
Tan Wee Kiong, yang pernah meraih medali perak Olimpiade Rio 2016, mengatakan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan status sebagai pemain underdog. “Kami tidak terlalu memikirkannya. Hanya bermain saja,” ujar Azriyn.
Tan Wee Kiong, yang lebih senior, menjelaskan strateginya menghadapi permainan agresif dari Kim/Seo. “Hal pertama yang kami bahas adalah fokus kami dan mengikuti tempo permainan terlebih dahulu.” Ia menambahkan, “Kami tidak pernah memikirkan hal-hal yang tidak perlu kami khawatirkan.”
Tan/Azriyn tidak terpancing dengan pertahanan kuat Kim/Seo. Dengan mengikuti pola permainan lawan, mereka justru dapat menekan dengan pengembalian tak terduga.
Pada babak perempat final, Azriyn/Tan akan menghadapi unggulan kelima asal Tiongkok, Liang Wei Keng/Wang Chang. Mereka berharap bisa mencapai babak semifinal untuk pertama kalinya pada tahun ini di Denmark Open 2025.
“Kami ingin berjuang untuk negara kami,” ujar Azriyn.
Sementara itu, Kim/Seo tidak bisa banyak berkomentar mengenai kekalahan mereka. Menurut mereka, ganda Malaysia memang bermain lebih baik dan layak memenangkan pertandingan.
“Lawan benar-benar bagus,” kata Kim Won-ho. “Mereka melakukan beberapa permainan tak terduga yang tidak bisa kami balas dengan baik.” Ia menambahkan, “Pemain Malaysia benar-benar hebat dan kami tidak dapat menunjukkan strategi dan permainan kami.”
Perkembangan Turnamen dan Peluang Bagi Pemain Lain
Dengan tersingkirnya dua unggulan teratas, persaingan di Denmark Open 2025 semakin menarik. Pemain-pemain non-unggulan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan menantang para unggulan.
Turnamen ini juga menjadi ajang bagi pemain-pemain muda atau pemain yang belum dikenal untuk menunjukkan prestasi mereka. Dengan performa yang luar biasa dari Tan/Azriyn, mereka membuktikan bahwa tidak semua kemenangan datang dari unggulan.
Selain itu, penampilan yang baik dari ganda Malaysia juga memberi harapan bagi negara mereka dalam kompetisi internasional. Mereka telah menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan pemain-pemain terbaik dunia.
Pertandingan selanjutnya akan menjadi momen penting bagi Azriyn/Tan untuk membuktikan diri mereka. Jika mereka mampu melaju ke babak semifinal, ini akan menjadi pencapaian yang sangat berarti bagi karier mereka.
Perkembangan turnamen ini juga menunjukkan bahwa kompetisi bulu tangkis di tingkat internasional semakin ketat. Setiap pertandingan penuh dengan tekanan dan strategi yang rumit, sehingga membuat penonton tetap antusias dan tertarik.
Dengan begitu, Denmark Open 2025 bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi panggung bagi pemain-pemain untuk menunjukkan potensi mereka dan menulis sejarah baru dalam dunia bulu tangkis.