Olahraga Sama-sama Berprestasi, Jurnalis Belanda Ungkap Keunggulan Curaçao yang Tak Dimiliki Timnas Indonesia

Sama-sama Berprestasi, Jurnalis Belanda Ungkap Keunggulan Curaçao yang Tak Dimiliki Timnas Indonesia

35
0



Timnas Indonesia harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia 2026 setelah kalah dari Timnas Arab Saudi dan Timnas Irak dalam beberapa pertandingan terakhir. Hasil tersebut membuat Timnas Indonesia finis di posisi juru kunci Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Setelah gagal membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert dan seluruh stafnya sepakat untuk memutus kontrak lebih awal dengan PSSI. Keputusan ini diambil melalui kesepakatan bersama antara PSSI dan pelatih asal Belanda tersebut. Kegagalan yang dialami oleh Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Kluivert mendapat perhatian dari jurnalis asal Belanda, Rick Kraaijeveld.

Rick tidak terlalu terkejut dengan kegagalan ini, karena menurutnya rekam jejak Kluivert dan para asistennya kurang mentereng. Ia menyatakan bahwa Kluivert memiliki sejarah kepelatihan yang buruk, sehingga sulit dipahami mengapa pihak Indonesia masih percaya diri akan keberhasilannya di tanah air. Selain itu, staf pelatih yang dia bawa juga tidak pernah berlatih di level tinggi.

  • Alex Pastoor, salah satu asisten pelatih, dikenal sukses bersama tim-tim kecil, tetapi tidak pernah bertahan lama di level tertinggi.
  • Denny Landzaat, yang sering menjadi asisten pelatih, belum pernah bekerja di klub besar. Meski demikian, ia hanya sedikit mencatat kesuksesan.
  • Kesimpulan yang bisa ditarik dari staf ini adalah mereka tidak mampu menggerakkan tim di momen penting.

Rick juga membandingkan Timnas Indonesia dengan Timnas Curacao, yang sama-sama memiliki hubungan sejarah dengan Belanda. Berbeda dengan Indonesia, Curacao memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Mereka berada di posisi kedua dalam grup yang berisi empat tim di putaran ketiga kualifikasi zona CONCACAF, tertinggal satu poin dari Jamaika. Juara grup akan otomatis lolos ke Piala Dunia, sementara dua runner-up terbaik dari tiga grup akan bertanding di play-off antar-konfederasi pada Maret 2026.

Bulan depan, Curacao akan melawan Bermuda sebelum bertandang ke Kingston untuk menghadapi Jamaika di pertandingan terakhir grup. Mereka berpotensi mencapai play-off dengan unggul tiga poin atas Trinidad dan Tobago yang berada di posisi ketiga.

Seperti halnya Indonesia, Curacao juga mengandalkan pemain diaspora yang bermain atau memiliki pengalaman di Belanda. Namun, ada sesuatu yang membuat Curacao lebih dekat dengan Piala Dunia 2026 meskipun populasi mereka jauh lebih kecil dari Indonesia.

Menurut Rick, kelebihan skuad besutan Dick Advocaat adalah keberanian, kenekatan, dan oportunisme yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Ia menyatakan bahwa jika Indonesia seperti Curacao, di mana Dick Advocaat dan Cor Pot memimpin tim yang bahkan lebih lemah, segalanya mungkin akan berbeda. Setiap pemain Curacao tampil dengan senyum di wajah mereka dan siap mendobrak tembok pertahanan bila diperlukan—hal yang kurang terlihat di Timnas Indonesia.

Melihat permainan yang ditunjukkan oleh Indonesia di putaran keempat, Rick menilai kritik dari para penggemar memang beralasan. Ia menyatakan bahwa Timnas Indonesia terlalu keras kepala dalam mempertahankan gaya Belanda, yang telah disalip oleh negara-negara lain di Eropa selama bertahun-tahun. Memainkan permainan teknis melawan tim papan bawah juga tidak berhasil di Liga Belanda. Jadi, mengapa Anda melakukannya melawan negara seperti Arab Saudi, yang peringkatnya jauh lebih tinggi? Kritik dari negara itu memang beralasan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini