
POLEWALI MANDAR, Indonesiadiscover.com– Kreativitas bisa lahir dari hal-hal sederhana. Hal ini dibuktikan oleh Iskandar (26), pemuda asal Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Berbekal daun kering dan pisau cutter, ia berhasil menciptakan karya seni sketsa wajah di atas daun, yang kini banyak diminati dan mendatangkan penghasilan jutaan rupiah setiap bulan.
Iskandar mulai menekuni seni ukir sketsa wajah pada daun kering sejak 10 bulan lalu.
Ia belajar secara otodidak, tanpa bantuan guru atau pelatihan formal.
Meski banyak menemui kegagalan di awal, semangatnya tetap menyala.
“Setiap kesalahan justru membuat saya makin tertantang untuk jadi lebih baik,” ujarnya.
Kini, hasil karyanya semakin halus, presisi, dan bernilai artistik tinggi.
Ia memilih menggunakan daun nangka dan daun jati karena permukaannya lebar, kuat, dan mudah dibentuk.
Setiap sketsa wajah membutuhkan waktu pengerjaan sekitar 2 hingga 4 jam, tergantung detail gambar yang diukir.
Setelah proses ukir selesai, daun akan disemprot cat bening agar lebih awet dan kemudian diberi bingkai elegan sehingga siap dipajang.
Karya-karyanya dijual dengan harga antara Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per buah.
Dengan rata-rata 10 pesanan per bulan, Iskandar berhasil mengantongi penghasilan jutaan rupiah, bahkan pesanan datang tak hanya dari warga lokal tapi juga dari luar daerah.
Salah satu kunci kesuksesannya adalah pemanfaatan media sosial. Ia secara konsisten memamerkan hasil karya melalui akun-akun digitalnya yang menjadi etalase kreatif sekaligus alat pemasaran efektif.
“Ingin buktikan bahwa karya sederhana pun bisa mendunia kalau dikerjakan dengan cinta dan ketekunan,” kata Iskandar.
Iskandar kini berambisi untuk membuat sketsa wajah tokoh-tokoh nasional agar seni dari daun kering ini bisa dikenal lebih luas hingga ke tingkat nasional.
Kreativitas pemuda ini tidak hanya menghasilkan penghasilan, tetapi juga mengubah persepsi masyarakat tentang limbah daun kering. Di tangan yang tepat, benda yang dianggap sampah ini bisa menjadi karya seni bernilai tinggi.
“Daun kering itu tidak harus dibuang, tapi bisa jadi karya. Tinggal siapa yang melihatnya dan bagaimana mengolahnya,” imbuhnya.