Nasional Purbaya Tolak APBN Digunakan untuk Family Office

Purbaya Tolak APBN Digunakan untuk Family Office

46
0

Tanggapan Menteri Keuangan terhadap Wacana Family Office

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan respons terkait wacana pengembangan family office yang diusulkan oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Ia menyatakan bahwa pihak DEN diperbolehkan untuk membangun family office, tetapi menegaskan bahwa anggaran negara tidak akan digunakan dalam proses pembangunan tersebut.

“Saya sudah lama mendengar isu mengenai family office ini, tapi biarkan saja. Jika DEN mampu membangunnya sendiri, maka mereka bisa melakukannya sendiri,” ujar Purbaya saat berbicara kepada wartawan di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, pada Senin, 13 Oktober 2025.

Purbaya menekankan bahwa fokus utamanya adalah memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) digunakan secara tepat sasaran dan tepat waktu, sehingga tidak terjadi kebocoran anggaran. Ia juga menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam penyusunan rencana pembangunan family office. Menurutnya, ia belum sepenuhnya memahami konsep dari family office, sehingga tidak bisa memberikan banyak komentar.

Konsep Family Office dan Peran DEN

Wacana mengenai family office pertama kali diungkapkan oleh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan sejak tahun 2024. Saat masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memperoleh manfaat dari pengembangan family office. Family office merupakan lembaga atau entitas yang bertugas mengelola kekayaan individu, dengan menyesuaikan kebutuhan keluarga kaya terhadap pengelolaan yang terarah, efisien, dan berkelanjutan.

Pada bulan Maret 2025, Luhut menyatakan bahwa DEN sedang menyiapkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang dilengkapi dengan family office. Menurut dia, kawasan ini akan menjadi pintu masuk bagi dana investasi asing. Ia mengklaim bahwa strategi serupa telah berhasil diterapkan di beberapa negara seperti Abu Dhabi, Dubai, Hong Kong, dan Singapura.

Lokasi yang Dikaji oleh DEN

Luhut menjelaskan bahwa DEN ingin membangun pusat keuangan tersebut menjadi kawasan yang nyaman untuk tinggal dan bekerja. Salah satu lokasi yang sedang dikaji adalah Bali, yang sudah dikenal sebagai work heaven bagi investor global. Ia menilai Bali dapat menjadi salah satu kandidat wilayah Indonesia Financial Centre (IFC).

Dalam pernyataannya melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan pada Jumat, 21 Maret 2025, Luhut menyampaikan bahwa pengembangan kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai pusat keuangan internasional. Hal ini juga akan membantu meningkatkan investasi asing serta memperkuat posisi Indonesia dalam skala global.

Tantangan dan Perspektif Masa Depan

Meski wacana ini menunjukkan potensi besar, ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan bahwa pembangunan family office tidak mengganggu stabilitas ekonomi nasional. Selain itu, diperlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan lembaga keuangan untuk memastikan kesuksesan proyek ini.

Dengan adanya konsep family office, diharapkan dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam memperkuat sektor keuangan Indonesia. Namun, perlu dipertimbangkan juga dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat luas agar tidak terjadi ketimpangan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini