
Kemitraan Strategis OpenAI dengan Perusahaan Teknologi
OpenAI telah menjalin kemitraan strategis dengan tiga perusahaan besar dalam industri chip, yaitu Nvidia, AMD, dan Broadcom. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk memperkuat kapasitas komputasi yang diperlukan oleh ChatGPT dan Sora 2, dua produk AI terkemuka dari perusahaan tersebut.
Perusahaan-perusahaan ini akan bekerja sama untuk membangun infrastruktur chip AI dengan total daya hingga 10 gigawatt. Meskipun nilai investasinya tidak diungkapkan, kerja sama ini dianggap sebagai langkah penting dalam pengembangan era baru kecerdasan buatan.
Kemitraan antara Broadcom dan OpenAI akan fokus pada penerapan akselerator AI dan sistem jaringan untuk mendukung ChatGPT dan Sora 2. Penerapan ini direncanakan dimulai pada paruh kedua tahun 2026. Jumlah daya sebesar 10 gigawatt setara dengan konsumsi listrik satu kota besar atau sekitar delapan juta rumah tangga, menurut laporan Reuters.
Selain itu, OpenAI juga menerima sekitar lima juta chip AI dari Nvidia, dengan kapasitas infrastruktur mencapai 10 gigawatt. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa investasi dan kemitraan ini merupakan lompatan besar dalam menggerakkan era baru kecerdasan buatan.
Dengan AMD, OpenAI akan menggunakan ratusan ribu unit pemrosesan grafis (GPU) dengan total kapasitas listrik hingga enam gigawatt selama beberapa tahun. Proses ini akan dimulai pada paruh kedua tahun 2026. Angka ini setara dengan kebutuhan energi lima juta rumah tangga di Amerika Serikat.
Jika digabungkan, kapasitas daya dari ketiga produsen chip tersebut mencapai 26 gigawatt, setara dengan konsumsi listrik sekitar 21 juta rumah tangga AS. Jika dihitung berdasarkan jumlah kota besar, maka angka ini bisa mencakup hampir tiga kota besar.
Penggunaan Energi yang Meningkat
CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan bahwa setiap kueri ChatGPT rata-rata mengonsumsi energi setara dengan menyalakan lampu 60 watt selama beberapa menit. Saat ini, ChatGPT memiliki lebih dari 800 juta pengguna aktif setiap minggu, dengan permintaan energi yang terus meningkat.
Konsumsi energi Sora 2 bahkan lebih tinggi. MIT Technology Review melaporkan bahwa untuk membuat klip video berdurasi lima detik, sistem AI memerlukan listrik setara menyalakan oven microwave selama lebih dari satu jam. Jika durasi video berlipat ganda, kebutuhan energinya bisa meningkat hingga empat kali lipat.
Untuk memenuhi kebutuhan daya tersebut, OpenAI bersama Microsoft, SoftBank, dan MGX meluncurkan Proyek Stargate, sebuah usaha patungan senilai US$ 500 miliar yang mencakup pembangunan pusat data AI raksasa di Amerika Serikat.
Dampak Lingkungan dari Penggunaan Energi AI
Penggunaan energi skala besar oleh AI menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan. Peneliti kripto Alex de Vries-Gao mencatat bahwa pada pertengahan 2025, AI seperti ChatGPT berada di jalur untuk melampaui konsumsi listrik penambangan Bitcoin.
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), pusat data mengonsumsi hingga 1,5% dari listrik global tahun lalu, dengan pertumbuhan konsumsi empat kali lebih cepat dibandingkan total permintaan energi dunia. IEA memperkirakan kebutuhan energi pusat data akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2030, dengan pemrosesan AI sebagai pendorong utamanya.
Selain listrik, konsumsi air untuk pendinginan server juga menjadi perhatian. Pusat data mengandalkan air ultra-murni untuk menjaga suhu optimal dan mencegah kotoran mikro pada cip. Studi MIT Technology Review memperkirakan pelatihan model GPT-3, fondasi ChatGPT dan Sora 2, dapat menghabiskan sekitar 700 ribu liter air tawar di fasilitas Microsoft di AS.
Permintaan global akan air tawar untuk keperluan AI diperkirakan mencapai empat sampai enam miliar meter kubik per tahun pada 2027.
Produksi Perangkat Keras dan Jejak Karbon
Faktor lain yang menjadi perhatian adalah produksi perangkat keras. Studi pada 2023 menemukan bahwa pembuatan chip memerlukan air ultra-murni dalam jumlah besar, proses kimia intensif energi, serta mineral langka seperti kobalt dan tantalum. Produksi GPU kelas atas juga menghasilkan jejak karbon jauh lebih besar dibandingkan sebagian besar perangkat elektronik konsumen seperti ponsel dan laptop.



















































