
JAKARTA KOTA – India sedang menyusun rencana mengumpulkan cadangan mineral tanah jarang (rare mineral earth) untuk memastikan ketersediaan dalam jangka menengah.
Langkah ini merupakan respons India terhadap ketegangan perdagangan China dengan AS, termasuk pembatasan ekspor mineral tanah jarang baru-baru ini.
Skenarionya, India berencana membangun stok cadangan mineral tanah jarang untuk kebutuhan dua bulan. Perusahaan swasta akan mengambil peran aktif dalam upaya ini.
Tujuan utama rencana ini adalah untuk mengamankan pasokan India terhadap unsur-unsur mineral tanah jarang, yang sangat krusial.
Mineral tanah jarang berharga karena penggunaannya yang luas di sektor pertahanan, elektronik, dan baterai untuk kendaraan listrik.
“Fokus awal adalah pada unsur tanah jarang,” kata seorang pejabat India dikutip Economic Times, Senin, 13 Oktober 2025.
Cadangan tersebut nantinya akan mencakup mineral-mineral penting yang esensial bagi transisi energi dan industri manufaktur India.
Saat ini China mendominasi pasar global mineral tanah jarang, menguasai sekitar 60% pasokan.
Sementara Beijing terjebak dalam ketegangan perdagangan dengan Washington dan baru-baru ini mengumumkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang.
Menteri Negara Sains dan Teknologi Jitendra Singh mengatakan kepada parlemen India pada bulan Juli bahwa negara tersebut memiliki sekitar 7,23 juta ton unsur mineral tanah jarang,
New Delhi juga telah meluncurkan skema subsidi senilai $156 juta untuk meningkatkan produksi mineral tanah jarang dalam negeri.
Skema subsidi bertujuan untuk mendukung perusahaan swasta dan perusahaan sektor publik dengan memberikan insentif untuk membangun kapasitas domestik di banyak titik. (*)