Nasional Laporan Adjust 2025: Indonesia, India, dan Vietnam Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Global

Laporan Adjust 2025: Indonesia, India, dan Vietnam Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Global

9
0

Laporan Adjust 2025: Asia Pasifik Jadi Pendorong Utama Ekonomi Aplikasi

Perusahaan analitik dan pengukuran aplikasi global, Adjust, merilis laporan terbarunya yang berjudul Mobile App Growth Report: 2025 Edition. Dalam laporan ini, India (49), Indonesia (43,1), dan Vietnam (33,9) menduduki tiga posisi teratas sebagai negara dengan performa terbaik dalam ekonomi aplikasi seluler. Diikuti oleh Filipina (33,3), Jepang (30,9), dan Malaysia (29,9).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa meskipun menghadapi kebijakan privasi yang ketat dan biaya akuisisi yang meningkat, ekonomi aplikasi seluler global tetap tumbuh secara stabil sepanjang 2025. Kawasan Asia Pasifik (APAC) menjadi motor utama pertumbuhan ini.

Secara global, instalasi dan sesi aplikasi meningkat masing-masing sebesar 11% dan 10% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh strategi pemasaran berbasis kecerdasan buatan (AI), penargetan yang lebih personal, serta fokus kuat pada retensi pengguna.

“Tantangan bagi pemasar bukan kekurangan data, tetapi menentukan sinyal mana yang paling penting,” ujar Tiahn Wetzler, Direktur Konten dan Insight Adjust. “Melalui Growth Score, kami ingin membantu pemasar memahami area investasi yang paling efisien di tengah kompetisi global.”

Asia Pasifik Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Aplikasi Dunia

Wilayah Asia Pasifik mencatat skor pertumbuhan (Growth Score) sebesar 45, jauh melampaui rata-rata global yang berada di angka 29,2. Dominasi ini menandai kombinasi kuat antara efisiensi biaya akuisisi pengguna, keterlibatan yang tinggi, dan peningkatan kualitas retensi aplikasi di kawasan tersebut.

Gim Jadi Penggerak Utama Ekonomi Aplikasi

Kategori gim seluler menjadi vertikal dominan di Asia Pasifik, dengan growth Score mencapai 37. Subkategori seperti musik (41,2), kartu (35,7), dan papan permainan (34,6) menunjukkan keterlibatan pengguna yang tinggi, mencerminkan budaya gim yang kuat di kawasan ini.

Pada tahun 2025, pendapatan gim di Asia Pasifik diproyeksikan mencapai US$66,7 miliar, menjadikannya pasar gim terbesar di dunia. Pertumbuhan ini didorong oleh populasi muda yang besar, popularitas e-sports, serta model monetisasi gabungan dari iklan, pembelian dalam aplikasi, dan langganan premium.

India mencatat rekor global dengan Growth Score 52,2, berkat lebih dari 650 juta pemain gim seluler dan biaya akuisisi sangat rendah, yaitu sekitar US$0,03 per pengguna. Sementara itu, Indonesia (40,1) dan Vietnam (36,2) juga menempati posisi sebagai pasar gim dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Tren Global: Momentum Baru Ekonomi Aplikasi

Selain Asia Pasifik, kawasan lain juga menunjukkan perkembangan positif. MENAT (Timur Tengah, Afrika Utara, dan Turki) mencatat skor 33,3, disusul Eropa (32,4) dan Amerika Latin (30,5) yang berkembang pesat di pasar seperti Argentina.

Sementara itu, Amerika Utara (27,3) masih menjadi pasar bernilai tinggi namun cenderung stabil dengan fokus pada monetisasi daripada ekspansi pengguna baru.

Secara keseluruhan, sektor gim masih menjadi pemimpin global dengan skor 45,8, disusul oleh kategori marketplace & iklan baris (40,8), berita & majalah (36,4), dan aplikasi perbankan (33,6).

“Momentum di Asia Pasifik menunjukkan perubahan besar dalam cara pengguna berinteraksi dengan aplikasi,” kata April Tayson, Wakil Presiden Regional INSEAU Adjust.

“Dari gim hingga keuangan, pengguna kini menginginkan pengalaman digital yang lebih imersif dan bernilai tambah.”

Laporan Adjust 2025 menegaskan bahwa Asia Pasifik, khususnya Indonesia, India, dan Vietnam, menjadi poros utama pertumbuhan ekonomi aplikasi global. Dengan inovasi AI, model bisnis kreatif, dan basis pengguna yang terus berkembang, kawasan ini berpotensi menjadi pusat gravitasi ekonomi digital dunia dalam beberapa tahun mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini