Olahraga Fakta-Fakta Menarik Laga Timnas Indonesia vs Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Fakta-Fakta Menarik Laga Timnas Indonesia vs Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

9
0

Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia dipastikan tersingkir dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah kalah dari Irak pada laga kedua Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Skuad Garuda kalah 0-1 dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi tersebut. Hasil itu membuat Indonesia gagal tampil di Piala Dunia 2026.

Tim asuhan Patrick Kluivert tidak meraih poin dari dua pertandingan, menyusul kekalahan 2-3 dari Arab Saudi di laga pertama, sehingga berada di dasar klasemen Grup B. Arab Saudi dan Irak akan bertanding memperebutkan posisi juara grup agar bisa lolos ke putaran final pada Rabu dinihari WIB, 15 Oktober 2025. Nantinya, tim yang menang akan langsung mendapat tiket ke Piala Dunia, sedangkan tim yang kalah dan menempati peringkat kedua grup akan melaju ke babak kelima atau babak playoff.

Garuda Tampil Agresif di Babak Pertama

Garuda tampil agresif di babak pertama. Peluang emas tercipta dari Mauro Zijlstra dan Thom Haye, tapi gagal dikonversi menjadi gol. Situasi berubah di babak kedua. Irak bermain lebih baik dalam bertahan dan melancarkan serangan. Zidane Iqbal, mantan pemain Manchester United memecah kebuntuan. Dia berhasil mencetak gol pada menit ke-76, memanfaatkan kesalahan lini belakang Indonesia.

Statistik Laga Indonesia Vs Irak

Para pemain Indonesia mendominasi penguasaan bola hingga mencapai 55 persen. Berdasarkan data analisis FotMob, skuad Garuda mencatat satu tembakan tepat sasaran dan Irak dua kali. Umpan akurat yang dihasilkan Indonesia 290 (79 persen) sementara Irak 219 (73 persen). Pelanggaran tim Garuda 18, jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan lawan sebanyak enam kali.

Dari segi pertahanan, Indonesia melakukan 18 tackle dan Irak 10. Sementara catatan duel, Irak menang dengan 53 dan Indonesia 40. Berikutnya, tim Merah Putih mencatat kemenangan adu bola di lapangan 29 (46 persen) dan Singa Mesopotamia 34 (54 persen). Selanjutnya Indonesia memenangkan 11 bola udara (37 persen) dan Irak 19 dengan presentase 63 persen memenangi bola udara.

Kesalahan Individu

Kesalahan utama yang berujung terjadinya gol Irak. Bek tengah Rizky Ridho dari Persija Jakarta gagal mengontrol bola dengan baik di area pertahanan sendiri, sehingga bola jatuh ke kaki pemain Irak. Bola kemudian bergulir ke Zidane Iqbal, yang melepaskan tembakan akurat dari tepi kotak penalti ke pojok bawah gawang Maarten Paes.

Kesalahan itu mematahkan momentum Indonesia, yang sebelumnya mendominasi penguasaan bola sekitar 56 persen secara keseluruhan dan menciptakan lebih banyak peluang, misalnya sembilan tembakan dan tujuh milik Irak. Lini belakang, termasuk Jay Idzes dan Kevin Diks, sebenarnya tampil solid di babak pertama, tapi momen ini menunjukkan kurangnya konsentrasi di fase krusial.

Minim Koordinasi dan Respons Substitusi Lawan

Di babak pertama, pertahanan Indonesia terlihat rapi dan mampu mengontrol permainan, dengan dominasi penguasaan bola dan minim peluang berbahaya bagi Irak. Namun, setelah Irak memasukkan Zidane Iqbal dan Ali Jasim di awal babak kedua, tekanan meningkat, dan lini tengah serta belakang Indonesia kehilangan kendali. Hal itu menyebabkan celah di pertahanan. Irak lebih sering mengeksploitasi ruang di belakang bek sayap.

Faktor Eksternal Kekalahan

Kelelahan pemain akibat jadwal padat turut berperan dalam hasil melawan Irak. Banyak pemain abroad baru bergabung mendekati hari H, dengan hanya tiga hari recovery pasca-laga melawan Arab Saudi. Di satu sisi, Irak punya persiapan lebih panjang. Hal ini kemungkinan membuat respons defensif lambat, terutama dalam duel dan strategi bertahan menjaga pemain lawan.

Pola Kesalahan Berulang

Kesalahan defensif ini bukan yang pertama di putaran keempat. Saat kalah 2-3 atas Arab Saudi, Indonesia juga kebobolan karena kesalahan individu, seperti miskomunikasi di lini belakang yang memungkinkan gol lawan. Strategi Kluivert dengan formasi 4-2-3-1 memang agresif, tapi tampak kurang fleksibel dalam menutup celah defensif saat transisi dari serang ke bertahan.

Dampak dan Harapan

Gagal ke Piala Dunia 2026 merupakan pukulan berat buat skuad Garuda. Terutama, setelah euforia ronde sebelumnya. Rekor head-to-head melawan Irak memang buruk, Indonesia kalah di 23 tahun terakhir, termasuk 5-1 dan 0-2 di ronde sebelumnya. Tapi, ini juga momentum buat pembenahan—fokus ke Piala AFF atau kualifikasi Piala Asia 2027. Zidane Iqbal cs. menunjukkan potensi mereka layak lolos Piala Dunia 2026.

Secara keseluruhan, kesalahan pertahanan lebih bersifat individu dan taktis daripada sistemik. Namun kerapuhan kecil di benteng pertahanan cukup untuk mengubur mimpi lolos ke Piala Dunia 2026. Berikutnya Kluivert perlu fokus pada pembenahan koordinasi belakang dan manajemen kelelahan, terutama jelang turnamen lain seperti Piala AFF 2027.

Laga Irak Versus Arab Saudi

Irak akan menghadapi Arab Saudi pada laga penutup, Rabu, 15 Oktober 2025. Juara grup akan lolos ke Piala Dunia sementara runner-up akan melaju ke babak kualifikasi berikutnya. Sementara itu, Indonesia, telah dipastikan tersingkir usai dua kekalahan yang didapat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini