
Indonesiadiscover.com– Bagi komika Yono Bakrie dan Ardit Erwandha, terlibat dalam proyek film Pesugihan Sate Gagak bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah pencapaian emosional. Keduanya, yang sama-sama berasal dari Samarinda, merasa terharu bisa membintangi sebuah film bersama setelah merintis karier dari nol.
Pasalnya, saat memutuskan untuk merantau ke Jakarta, Yono Bakrie mengaku mendapatkan bantuan dari Ardit. Tak terbayangkan oleh dirinya jika ia bisa memiliki proyek bersama dengan sang sahabat.
“Kalau aku pribadi sih happy banget karena aku merantau ke Jakarta salah satu bantuannya dari Ardit dan sekarang ada di proyekan yang sama. Nanti aku ngebayangin kalau ini akan tayang di Samarinda, bagaimana responnya,” ujar Yono Bakrie di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (14/10/2025).
Ardit Erwandha pun mengenang masa-masa perjuangan mereka di kampung halaman. Baginya, bisa berada di titik ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, bahkan melebihi apa yang pernah mereka bayangkan.
“Karena dulu tuh kami mimpinya bareng-bareng ya di Samarinda ya. Duduk, nongkrong di pinggir jalan, mimpinya ya kayaknya nggak segini gitu loh. Terus sampai bisa di sini sih terharu ya,” ungkap Ardit.
Meskipun berlatar belakang sebagai komika, tantangan dalam film Pesugihan Sate Gagak tidak hanya sebatas komedi. Menurut Ardit, film ini juga menuntut mereka untuk menampilkan sisi emosional yang mendalam.
“Tantangannya sebenarnya, kalau komedi mungkin kita udah sering lah ya. Tapi di sini itu tidak hanya komedi, tapi kami juga ada adegan yang emosional,” jelasnya.
Namun, tantangan yang paling mencuri perhatian tentu saja adalah adegan di mana Yono Bakrie, Ardit, dan Beni Siregar harus tampil tanpa busana. Adegan ini diakui sempat membuat mereka canggung di awal, namun akhirnya menjadi momen yang mempererat ikatan mereka.
“Di hari pertama sih malu-malu ya kita ya. Beneran,” kata Ardit.
Yono Bakrie justru melihat adegan ini sebagai puncak kelucuan dan momen untuk lebih mengenal sahabat-sahabatnya.
“Aku berteman lama sama dua orang ini tapi aku tidak pernah melihat bentuknya gimana. Lewat proses syuting ini aku tahu. Makanya aku bilang, aku akrab sama berdua orang ini, aku tahu luar dalamnya,” canda Yono.
Beni Siregar menambahkan bahwa di antara mereka bertiga, Yono adalah yang paling santai saat harus melepas pakaian.
“Di antara kita bertiga, Yono yang paling kayak nggak peduli gitu, kayak, ‘Tuh tubuhku udah milik masyarakat’,” kenang Beni.
Menanggapi hal tersebut, Yono dengan santai menjawab bahwa dirinya tidak merubah apapun agar bisa mendalami karakter.
“Aku supaya lebih related jadi gausah diapa-apain, namanya orang miskin kepepet,” ujar Yono.
Bagi Yono, film ini menandai debutnya sebagai pemeran utama setelah sebelumnya sering tampil sebagai kameo. Sementara itu, Ardit Erwandha dengan bijak menyatakan bahwa semua karakter sama pentingnya dalam sebuah film.
“Mau karakter utama atau karakter apapun, tidak ada peran kecil, yang ada semut kecil.”
Sementara itu, film Pesugihan Sate Gagak bercerita tentang tiga sahabat, Anto, Dimas, dan Indra, yang terhimpit masalah finansial dan nekat melakukan ritual pesugihan sate gagak dari buku mantra kuno. Awalnya, praktik ini berhasil mendatangkan keuntungan dari makhluk gaib seperti genderuwo, pocong, dan kuntilanak yang menjadi pelanggan setia dan membayar mahal untuk sate mereka.
Namun, kesuksesan sementara itu berubah menjadi jerat mengerikan ketika para makhluk itu menjadi semakin rakus dan menagih pesanan di luar waktu yang ditentukan.
Film yang dibintangi oleh Ardit Erwandha, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Yoriko Angeline, Nunung, Arief Didu, Firza Valaza, dan Ence Bagus ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 13 November 2025. (*)