
Pemerintah Siapkan Skema Manasik Kesehatan untuk Haji 2026
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan skema manasik kesehatan untuk pelaksanaan haji tahun 2026. Langkah ini diambil sebagai upaya mengurangi angka kematian jemaah haji yang terjadi setiap tahunnya, khususnya di musim haji mendatang.
Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) Mochammad Irfan Yusuf atau dikenal dengan Gus Irfan menyampaikan bahwa kesehatan haji menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan haji 2026. Menurutnya, BPH sedang mematangkan skema manasik kesehatan agar dapat memenuhi istitaah kesehatan haji.
Istitaah kesehatan haji merujuk pada kemampuan jemaah dari segi kesehatan fisik maupun mental, yang terukur melalui pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar jemaah mampu menjalankan ibadah haji sesuai dengan syariat Islam.
Gus Irfan menegaskan bahwa pihaknya berharap tahun ini benar-benar memaksimalkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kesehatan. Meski standar tersebut sudah ada, namun penerapannya selama ini belum sepenuhnya optimal.
Menurutnya, penerapan standar kesehatan sangat penting untuk mencegah meningkatnya angka kematian jemaah haji. Hal ini juga mendapatkan perhatian internasional, karena kesehatan jemaah haji menjadi proses yang diamati oleh seluruh dunia.
“Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia,” ujarnya.
Pemeriksaan Kesehatan Secara Holistik
Wakil Kepala BPH Dahnil Anzar Simajuntak menjelaskan bahwa manasik kesehatan akan memberikan pemeriksaan kesehatan secara holistik kepada jemaah haji. Pembahasan tentang manasik kesehatan ini akan melibatkan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi).
Dahnil menambahkan bahwa pemeriksaan kesehatan akan dilakukan sejak awal ketika jemaah akan berangkat. Proses ini akan dimulai setelah jemaah diumumkan akan berangkat dan sebelum keberangkatan.
Dia menyebutkan bahwa angka kematian jemaah haji Indonesia mencapai lebih dari 50 persen dari total angka kematian jemaah haji di seluruh dunia. Tahun ini saja, sebanyak 447 jemaah haji Indonesia meninggal.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi juga mengingatkan pentingnya istitaah kesehatan bagi jemaah haji Indonesia. Beberapa faktor seperti pemeriksaan istitaah yang tidak serius, jumlah jemaah yang sakit tinggi, serta angka kematian yang tinggi menjadi perhatian utama.
Rekomendasi dari Perdokhi
Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Perdokhi Prof. Dr. Muchtaruddin Mansyur, Sp.Ok, ToksikO (K), Ph.D menyampaikan bahwa Perdokhi memberikan 16 poin rekomendasi untuk transformasi kebijakan istitaah kesehatan haji bersama BPH.
Rekomendasi tersebut antara lain penambahan vaksin influenza berbasis sel dan vaksin pneumonia. Selain itu, pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus niruri yang dikombinasi dengan multivitamin dianjurkan setiap hari sejak dari Tanah Air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K menambahkan bahwa vaksin influenza efektif digunakan sekitar satu bulan sebelum keberangkatan jemaah haji. Sementara, penggunaan imunomodulator sebaiknya sudah secara rutin digunakan 3 bulan sebelum keberangkatan untuk memperkuat daya tahan tubuh.
“Kalau yang berkaitan dengan di lapangan kan pasti viral infectious itu selalu ada. Sehingga kasus-kasus modifikasi daripada virus-virus yang baru itu pasti muncul. Entah itu COVID, entah itu yang pneumonia itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena mass gathering itu infectious,” beber dr Syarief.
Selain itu, terdapat pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantusniruri yang dikombinasi dengan multivitamin yang dianjurkan setiap hari sejak dari tanah air untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi risiko infeksi yang meningkat pada kerumunan.
“Perlu ada stimulasi, perlu ada doping untuk meningkatkan imunomodulator supaya nantinya bisa daya tahan kardiovaskuler lebih bagus,” katanya.
Upaya Pemeliharaan Kesehatan Jemaah Haji
Dalam acara ini, sejumlah ahli kesehatan membahas tentang upaya pemeliharaan kesehatan para jemaah haji secara holistis. Dengan pendekatan yang lebih komprehensif, diharapkan kesehatan jemaah haji dapat ditingkatkan sehingga dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan aman.