
Wilayah Pangandaran Rawan Bencana Banjir dan Longsor
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, sebanyak tujuh dari sepuluh kecamatan di wilayah ini memiliki risiko tinggi terhadap bencana banjir bandang. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Cigugur, Cijulang, Cimerak, Kalipucang, Langkaplancar, Mangunjaya, dan Padaherang.
Selain itu, potensi bencana tanah longsor juga menjadi perhatian serius, terutama di sepuluh kecamatan dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Beberapa wilayah seperti Cigugur, Kalipucang, Langkaplancar, dan beberapa daerah lainnya berada dalam kategori risiko tinggi. Sementara itu, Cijulang dan Mangunjaya memiliki tingkat risiko sedang.
Pelaksana Tugas Sekretaris BPBD Kabupaten Pangandaran, Supiatno, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem yang bisa terjadi kapan saja. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar aliran sungai atau kali, karena penumpukan sampah dapat memicu banjir saat curah hujan tinggi.
”Kami berharap pemerintah desa maupun masyarakat segera melaporkan apabila terjadi bencana maupun sebelumnya,” ujar Supiatno. Ia juga menyampaikan apresiasi atas pembentukan grup siaga bencana kabupaten yang diinisiasi oleh Polres Pangandaran. Grup ini diharapkan dapat mempercepat respons terhadap informasi dan laporan kebencanaan.
Peringatan Cuaca Ekstrem dari BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini bagi warga Jawa Barat terkait potensi hujan lebat dengan intensitas sedang hingga sangat lebat pada periode 18 hingga 24 September 2025. Wilayah yang berisiko mencakup Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, serta beberapa daerah lainnya.
Pada hari Jumat, 19 September 2025, cakupan wilayah terdampak diperkirakan melebar hingga Kabupaten Bekasi, Karawang, dan wilayah lainnya. Hujan intensitas tinggi diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir pekan. Pada Senin, 22 September 2025, wilayah seperti Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Karawang kembali diprediksi terkena dampak hujan lebat.
Kerawanan Bencana di Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya, yang dikenal sebagai salah satu daerah rawan bencana, mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat. Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, BPBD, dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
Ia menyoroti perlunya pemetaan potensi bencana secara komprehensif agar pemerintah dapat lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk banjir, longsor, dan bahkan potensi erupsi gunung berapi atau tsunami. Ia juga mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam setiap langkah penanggulangan bencana.
Kewaspadaan di Kabupaten Cianjur
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cianjur menginstruksikan seluruh kecamatan hingga tingkat RT/RW untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Wakil Bupati Cianjur, Ramzi, menegaskan bahwa wilayah ini rawan terhadap berbagai jenis bencana alam, termasuk gempa, banjir, dan longsor.
Cianjur berada di jalur sesar aktif seperti Sesar Rajamandala dan Sesar Cimandiri, sehingga ancaman gempa dan longsor bisa terjadi kapan saja. Selain itu, wilayah ini juga rentan terhadap bencana kekeringan.
Untuk mengurangi risiko kerugian, pemerintah menekankan pentingnya mitigasi yang dilakukan secara konsisten oleh berbagai pihak, mulai dari tingkat kabupaten hingga RT/RW.