Nasional Pemantauan Banjir Bali Dihentikan, Tim SAR Berhenti Mencari

Pemantauan Banjir Bali Dihentikan, Tim SAR Berhenti Mencari

25
0

Penutupan Pencarian Korban Banjir di Bali

Tim SAR gabungan telah mengubah status pencarian terhadap korban hilang akibat banjir besar di Bali menjadi aktivitas pemantauan. Hal ini diumumkan oleh Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, pada hari Kamis, 18 September 2025, setelah pencarian terhadap empat korban di Denpasar dan Badung memasuki hari kesembilan.

“Pada sore hari kemarin, secara resmi kita menghentikan pencarian terhadap seluruh korban banjir di wilayah Bali. Keputusan ini sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan,” ujar Sidakarya.

Meski pencarian telah dihentikan, Basarnas Bali tetap akan melakukan pemantauan di titik-titik yang dianggap berpotensi. Hal ini dilakukan berdasarkan komunikasi dengan keluarga korban. “Metode pencarian secara besar-besaran akan diganti dengan pemantauan yang juga telah dikoordinasikan dengan unsur SAR di wilayah Kabupaten Badung,” tambahnya.

Sementara itu, satu orang korban yang masih belum ditemukan di Kota Denpasar juga tetap dipantau. “Kami tetap melanjutkan pemantauan terhadap lokasi-lokasi yang mungkin menjadi tempat korban berada,” jelasnya.

Sejak banjir besar melanda Bali, khususnya di Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar pada Rabu (10/9), sebanyak 18 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara empat lainnya masih dalam pencarian. “Hingga hari ini, jumlah korban meninggal akibat bencana banjir di Pulau Bali adalah sebanyak 18 orang, sedangkan yang masih hilang sebanyak empat orang,” kata Kepala Kantor Basarnas Bali.

Dari keempat korban yang masih hilang, terdapat Made Suwitri (43) di Denpasar, serta Rio Hadnar Boelan (56), Bewi Ratnawati Soenarjo (57), dan Riviere Timothy George (23) yang merupakan satu keluarga di Kabupaten Badung. Tim SAR gabungan selama lebih dari seminggu telah melakukan upaya maksimal untuk menemukan korban, baik melalui penyisiran sungai maupun penggunaan perahu karet. Namun hingga kini, tidak ada tanda-tanda korban ditemukan.

“Setelah evaluasi beberapa hari dan tidak ada tanda-tanda korban ditemukan, maka hari ini kami menghentikan upaya pencarian dengan mengerahkan unsur SAR gabungan dan alat-alat yang tersedia,” ujar Sidakarya.

Ia juga menyadari bahwa dampak banjir besar ini sangat luas. Masyarakat Bali mengalami kerugian materi, kerusakan infrastruktur, kehilangan tempat tinggal, serta korban jiwa dan dampak psikologis. Untuk itu, ia menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga korban. Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan yang telah bekerja keras dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam bidang kemanusiaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini