Nasional Laporan: Israel Serang Qatar, Mesir Siap Bertempur dan Umumkan Perang

Laporan: Israel Serang Qatar, Mesir Siap Bertempur dan Umumkan Perang

28
0

Serangan Israel di Doha dan Reaksi Keras Mesir

Serangan udara yang terjadi di Doha, ibu kota Qatar, pada hari Selasa lalu menimbulkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas regional. Menurut laporan intelijen, serangan ini disebut sebagai upaya untuk menargetkan pemimpin-pemimpin Hamas yang berada di Kairo. Hal ini memicu reaksi tajam dari pihak Mesir, yang menegaskan bahwa setiap aksi semacam ini akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah mereka.

Menurut sumber keamanan tinggi, Israel telah merencanakan pembunuhan para pemimpin Hamas di Kairo selama beberapa waktu. Alasan utamanya adalah karena Mesir berhasil menggagalkan upaya sebelumnya selama negosiasi gencatan senjata di kota tersebut dalam dua tahun terakhir. Mesir menilai bahwa serangan ini tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga merupakan tindakan perang yang akan dijawab dengan tegas.

Mesir menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan Israel melanggar kedaulatan wilayah mereka. Pernyataan resmi menyatakan bahwa setiap upaya pembunuhan terhadap tokoh-tokoh Hamas di tanah Mesir akan dianggap sebagai deklarasi perang oleh Israel. Pihak Mesir menegaskan bahwa mereka akan segera merespons dengan tindakan balasan yang sesuai.

Meskipun belum ada pengakuan resmi bahwa tokoh-tokoh utama Hamas pernah tinggal di Mesir, sumber keamanan tersebut mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun. Namun, identitas, jumlah, dan lokasi pasti mereka tetap dirahasiakan demi alasan keamanan.

Pihak Mesir juga telah mendesak Israel untuk kembali berunding dan mencari solusi damai di Gaza. Mereka menilai bahwa tindakan Israel justru memperburuk situasi dan membawa wilayah tersebut ke dalam konflik yang tidak berujung. Hubungan antara Mesir dan Israel terus tegang akibat ketidakpastian Israel terhadap kemungkinan gencatan senjata.

Beberapa bulan terakhir, hubungan antara Mesir dan Israel mengalami penegangan. Pihak Mesir khawatir bahwa tindakan Israel di wilayah kantong Gaza dapat memicu kekacauan dan menyeret Mesir ke dalam konflik yang tidak diinginkan. Untuk mencegah hal ini, Mesir telah mengerahkan sekitar 40.000 tentara di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza.

Kairo juga dikesampingkan dalam negosiasi gencatan senjata Gaza yang gagal. Negosiasi digelar di tengah kekhawatiran bahwa serangan besar Israel di wilayah kantong tersebut akan memicu warga Palestina untuk menerobos perbatasan Sinai dan memicu kekacauan. Hubungan antara Mesir dan Israel terputus total, tanpa kemajuan dalam perundingan untuk mengamankan gencatan senjata.

Mesir tidak membela Hamas secara langsung. Seorang pejabat militer senior menegaskan bahwa serangan Israel di Doha tidak melibatkan wilayah udara Mesir. Mereka menyatakan bahwa tidak ada pesawat Israel yang terlibat dalam serangan tersebut dan tidak ada koordinasi antara Mesir, Israel, atau AS terkait operasi tersebut.

Sistem pertahanan udara Tiongkok saat ini dikerahkan di Semenanjung Sinai, yang berbatasan dengan Israel. Hal ini membuat mustahil bagi pesawat mana pun untuk melintas tanpa izin sebelumnya atau terdeteksi.

Dalam pidato videonya setelah serangan Doha, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menargetkan Hamas di mana pun. Ia membandingkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dengan serangan 11 September 2001 di AS, dan membingkai kampanye Israel melawan Hamas sebagai bagian dari perang global melawan ‘terorisme’.

Seorang analis keamanan terkemuka yang berbicara kepada Middle East Eye dengan syarat anonim mengungkapkan bahwa peringatan dari sumber-sumber tersebut bukan tentang pembelasan Hamas itu sendiri, melainkan bagaimana Kairo memandang posisinya di kawasan tersebut. Mesir tidak membela Hamas, tetapi menganggap dirinya sebagai negara Arab paling strategis. Setiap serangan Israel di wilayahnya akan dianggap sebagai bentuk penghinaan.

Kairo secara historis memainkan peran sentral dalam mediasi antara Israel dan faksi-faksi Palestina, terutama Hamas. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Kairo semakin dikesampingkan dalam perundingan gencatan senjata Gaza. Keberhasilan Mesir sebagai mediator akan runtuh jika Israel dibiarkan melakukan pembunuhan di Kairo tanpa kendali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini