
Insiden Keracunan Massal di Sekolah Dasar dan PAUD Cikalong
Beberapa siswa SD dan PAUD di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami dugaan keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi pada hari Kamis, 18 September 2025 sore, dan menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar.
Sebanyak 13 siswa, sebagian besar berusia antara 6 hingga 7 tahun, harus mendapatkan penanganan medis setelah mengeluhkan gejala seperti mual, muntah, dan pusing. Gejala tersebut muncul tidak lama setelah mereka menyantap makanan yang dibagikan di sekolah masing-masing. Kejadian ini memicu keresahan di kalangan orang tua dan guru, yang segera membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan terdekat.
Menurut informasi dari Kapolsek Cikalong, AKP Dede Darmawan, korban berasal dari beberapa sekolah di wilayah tersebut, termasuk SD Cikalong 1 dan PAUD. “Semua anak-anak ini sedang dalam penanganan tim medis,” ujar AKP Dede.
Saat ini, seluruh korban masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Cikalong dan beberapa klinik swasta. Tim medis di Puskesmas Cikalong terus berupaya memberikan perawatan optimal kepada para korban. Meskipun belum ada laporan tentang kondisi serius, pihak medis tetap melakukan observasi ketat untuk memastikan tidak ada dampak yang lebih parah.
“Kami berharap kasus ini tidak bertambah dan anak-anak bisa segera pulih. Saat ini fokus kami adalah memastikan penanganan medis dilakukan dengan optimal,” tambah AKP Dede.
Kejadian ini juga menyebar di media sosial, dengan video yang menunjukkan lorong Puskesmas Cikalong dipenuhi oleh pasien anak-anak. Situasi ini mencerminkan betapa seriusnya insiden yang terjadi.
Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu tim Reskrim Polres Tasikmalaya untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tujuan dari penyelidikan ini adalah untuk menentukan sumber pasti penyebab keracunan dari program makanan MBG. Penyelidikan ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan kesehatan anak-anak di masa depan.
Selain itu, pihak sekolah dan dinas pendidikan setempat juga sedang memeriksa proses distribusi makanan serta kualitas bahan baku yang digunakan dalam program MBG. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pengelolaan program tersebut.
Para orang tua dan komunitas setempat juga mulai mempertanyakan prosedur pengawasan dan pengujian makanan yang diberikan kepada anak-anak. Beberapa dari mereka mengingatkan agar pihak terkait lebih waspada dalam mengelola program makanan gratis.
Dengan adanya insiden ini, diharapkan akan menjadi pelajaran penting bagi semua pihak terkait, baik itu pemerintah daerah, sekolah, maupun lembaga yang terlibat dalam program MBG. Semoga kejadian ini dapat segera terselesaikan dan tidak terulang kembali.