Nasional Konflik Memburu, Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia

Konflik Memburu, Drone Ukraina Serang Kilang Minyak Rusia

18
0

Serangan Drone Ukraina ke Kilang Minyak Rusia

Pada hari Sabtu (13/9/2025), sebuah kilang minyak besar di wilayah Leningrad, Rusia, menjadi sasaran serangan drone dari Ukraina. Kilang yang dikenal sebagai Kilang Kirishi atau Kinef menerima serangan tersebut, yang melibatkan sekitar 80 unit drone. Insiden ini menunjukkan peningkatan tekanan dari pihak Ukraina terhadap infrastruktur energi dan industri di Rusia.

Kilang Kirishi memiliki kapasitas pengolahan sebesar 17,7 juta metrik ton per tahun, setara dengan 355.000 barel per hari (bph). Angka ini mencerminkan kontribusi sebesar 6,4% terhadap produksi minyak mentah nasional Rusia. Gubernur Leningrad, Alexander Drozdenko, menyatakan bahwa api akibat jatuhnya drone telah berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Lokasi kilang ini berada di Distrik Kirishi, Leningrad, sejauh 100 km ke arah tenggara St. Petersburg. Jarak ini juga setara dengan lebih dari 800 km dari perbatasan Ukraina. Dengan lokasi yang relatif jauh, serangan ini menunjukkan kemampuan operasional Ukraina dalam mengakses area strategis di wilayah Rusia.

Staf angkatan bersenjata Ukraina mengonfirmasi serangan tersebut melalui platform Telegram dan sedang mengevaluasi dampaknya. Pihak Ukraina memang fokus pada target-target militer dan ekonomi, termasuk fasilitas produksi bahan bakar, senjata, dan amunisi. Hal ini merupakan bagian dari strategi mereka untuk melemahkan daya tahan pasukan Rusia.

Selain Kilang Kirishi, drone Ukraina juga menyerang area industri di Kota Gubakha, wilayah Perm Krai. Seperti halnya kejadian di Leningrad, tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut, dan aktivitas di kawasan tersebut tetap berjalan normal.

Meskipun serangan ini menimbulkan ketegangan, dampak terhadap harga minyak global belum terlihat secara signifikan. Pasar mulai beroperasi kembali pada Senin (15/9/2025), sehingga pergerakan harga masih dinantikan. Namun, jika dibandingkan dengan serangan-serangan sebelumnya, aksi serupa bisa berdampak pada kenaikan harga minyak mentah dunia.

Harga minyak dunia mengalami kenaikan lebih dari US$1 per barel seiring dengan eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. Berdasarkan laporan Reuters pada Kamis (11/9/2025), harga minyak berjangka jenis Brent naik sebesar US$1,10 atau 1,7% menjadi US$67,49 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat sebesar US$1,04 atau 1,7% menjadi US$63,67 per barel.

Ketegangan geopolitik semakin meningkat setelah Polandia menembak jatuh drone di wilayah udaranya saat Rusia melakukan serangan besar di Ukraina barat. Ini menjadi pertama kalinya negara anggota NATO melepaskan tembakan dalam perang ini.

Sehari sebelumnya, harga minyak sempat naik 0,6% setelah Israel mengklaim menyerang pemimpin Hamas di Doha, Qatar. Kedua jenis minyak tersebut sempat melonjak hampir 2% usai serangan tersebut, namun kembali terkoreksi. Meski demikian, hingga saat ini belum ada ancaman langsung terhadap pasokan minyak global.

Analisis dari SEB menyebutkan bahwa bayangan surplus pasokan masih memberatkan pasar, dengan Brent diperdagangkan dua dolar lebih rendah dibandingkan Selasa pekan lalu. Premi risiko geopolitik biasanya tidak bertahan lama kecuali terjadi gangguan pasokan yang nyata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini