
Bali United Hanya Bisa Dapat Satu Poin dari Laga Lawan Persija Jakarta
Di tengah malam yang penuh dengan semangat di Jakarta International Stadium, Bali United berhasil memberikan kejutan awal. Namun, tim yang dilatih oleh Johnny Jansen akhirnya hanya mampu membawa pulang satu poin setelah bermain imbang 1-1 melawan Persija Jakarta pada hari Minggu (14/9).
Gol cepat yang dicetak oleh Mirza Mustafic pada menit ke-18 memberi harapan besar bagi Bali United. Striker asal Luksemburg ini berhasil memanfaatkan umpan yang matang dari Thijmen Goppel dalam sebuah serangan balik yang efisien. Skema tersebut menunjukkan bagaimana Bali United sebenarnya bisa menghadapi lawan yang terlalu percaya diri dalam menguasai bola.
Namun, di balik satu gol tersebut, ada beberapa peluang yang terbuang. Jansen menyatakan bahwa timnya terburu-buru dalam memanfaatkan ruang yang ditinggalkan lini belakang Persija. “Kami sebenarnya punya banyak kesempatan melalui counter attack, tapi para pemain sedikit terburu-buru,” ujar pelatih asal Belanda itu setelah pertandingan.
Statistik pertandingan menunjukkan bahwa Persija lebih dominan dalam penguasaan bola, tetapi rapuh setiap kali kehilangan bola. Bali United beberapa kali melakukan transisi cepat, namun penyelesaian akhir mereka jauh dari efektif. “Di babak pertama, kami tampil bagus. Sayang di babak kedua, kualitas kami menurun,” tambah Jansen.
Persija, yang dilatih oleh Mauricio Souza, akhirnya menemukan solusi. Bruno Tubarao mencetak gol debutnya di menit ke-56, disambut sorakan ribuan Jakmania yang memenuhi stadion. Sejak saat itu, momentum pertandingan sepenuhnya berbalik ke arah Macan Kemayoran.
Hanya penampilan gemilang kiper Mike Hauptmeijer yang berhasil menyelamatkan Serdadu Tridatu. Beberapa kali ia menggagalkan peluang emas Persija yang berpotensi mengubah hasil imbang menjadi kekalahan. Jansen bahkan menyebut timnya “beruntung” bisa keluar dari Jakarta dengan satu poin.
Bagi Persija, hasil ini memperpanjang catatan tak terkalahkan mereka musim ini. Namun, di balik rekor tersebut, frustrasi jelas terlihat. Dominasi mereka tidak sebanding dengan jumlah gol yang tercipta. Publik tuan rumah yang terbiasa menuntut kemenangan tampak kecewa ketika peluit panjang berbunyi.
Sementara itu, Mustafic justru memandang hasil imbang ini sebagai sesuatu yang berharga. “Mereka bermain di kandang dengan dukungan besar. Saya rasa satu poin cukup bagus, terutama setelah babak kedua di mana mereka lebih banyak menyerang,” ujarnya. Gol tersebut menjadi koleksi keduanya musim ini.
Dengan enam poin dari lima laga, Bali United kini berada di peringkat sembilan klasemen. Catatan mereka—satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan satu kekalahan—masih jauh dari ekspektasi publik yang terbiasa melihat Serdadu Tridatu bersaing di papan atas.
Tantangan berikutnya sudah menanti. Bali United akan menjamu tim promosi PSIM Yogyakarta pada hari Sabtu (20/9), lawan yang baru saja menelan kekalahan pertama musim ini dari Borneo FC. Kesempatan itu akan menjadi ujian apakah Jansen mampu memperbaiki lini serangan balik timnya yang tajam di ide, tapi tumpul di penyelesaian.
Dalam sebuah musim panjang, hasil imbang seperti ini mungkin terlihat biasa. Namun, bagi Bali United, laga di Jakarta adalah pengingat penting: peluang yang hilang dalam sekejap bisa menentukan arah perjalanan sepanjang tahun.