
Fungsi Stadion Sangkuriang yang Tetap Dipertahankan
Pemerintah Kota Cimahi tetap memastikan bahwa Stadion Sangkuriang digunakan sesuai dengan fungsinya sebagai sarana olahraga. Meski tidak lagi memiliki klub sepakbola setelah kepergian PSKC dari Kota Cimahi, stadion tersebut terus dioptimalkan untuk berbagai kegiatan olahraga masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Achmad Nuryana, menyampaikan bahwa Stadion Sangkuriang kini berfungsi sebagai tempat olahraga yang siap dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan tujuan awalnya dulu.
Sebelumnya, Stadion Sangkuriang sempat diharapkan menjadi markas PSKC setelah dilakukan revitalisasi. Namun, klub tersebut akhirnya berganti nama menjadi Garudayaksa FC setelah diakuisisi pada Kongres Biasa PSSI 2025 dan sekarang bermarkas di Bekasi.
Stadion Sangkuriang merupakan landmark kebanggaan warga Kota Cimahi. Sejarahnya bermula saat diresmikan pada 28 Agustus 1974, dan awalnya menjadi markas Persikab Kabupaten Bandung sebelum Cimahi menjadi kota administratif terpisah pada tahun 2001.
Ahmad menegaskan bahwa ketidakhadiran PSKC tidak mengubah fungsi stadion. Meskipun tidak jadi markas klub sepakbola kebanggaan warga, Stadion Sangkuriang tetap dimanfaatkan sebagai tempat pembinaan untuk mencetak pemain-pemain berkualitas asal Kota Cimahi.
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan di stadion ini, seperti keberadaan Askot dan klub-klub amatir yang bertanding di sana. Selain itu, stadion juga pernah digunakan dalam penyelenggaraan Piala Soeratin. Berbagai turnamen tersebut menjadi upaya mencari bibit unggul pesepakbola sejak usia dini, yang kemudian dilanjutkan dengan pembinaan berjenjang dan berkelanjutan.
Kondisi Stadion yang Masih Perlu Diperbaiki
Meski berfungsi sebagai tempat olahraga, kondisi Stadion Sangkuriang saat ini belum memenuhi standar untuk menjadi markas sepakbola profesional. Tribun utama yang berkapasitas 12 ribu penonton belum mengalami pemugaran. Selain itu, belum tersedia tribun di sekeliling lapangan, serta area parkir kendaraan yang minim.
“Memang, jika untuk homebase klub profesional, fasilitas belum layak. Tidak bisa membangun tribun di seluruh area lapangan, dan area tribun yang ada juga belum diperbaiki. Sarana pendukung terus kita usahakan untuk perbaikan, setidaknya layak ditempati dulu,” ujarnya.
Sarana seperti ruang ganti dan toilet sudah cukup memadai, namun pengembangan area parkir menjadi tantangan karena lahan terbatas.
Pemkot Cimahi pernah melakukan revitalisasi Stadion Sangkuriang pada tahun 2022. Saat itu, area lapangan diperbaiki dan dilapisi rumput Japonica dengan anggaran sebesar Rp 5,55 miliar.
Jika mengacu pada Detail Engineering Design (DED) yang telah dibuat, diperlukan anggaran sebesar Rp 278 miliar untuk revitalisasi total Stadion Sangkuriang. Oleh karena itu, pihaknya hanya melakukan perbaikan parsial, bukan sekaligus, karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar.
Ahmad berharap dapat segera memperbaiki bagian tribun utama. “Perbaikan tribun utama diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp 50 miliar. Namun akan disesuaikan dengan perencanaan yang realistis dan pengerjaannya dilakukan bertahap,” katanya.