Nasional Sigi Fokus pada Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Sigi Fokus pada Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

108
0

Komitmen Kabupaten Sigi dalam Pembangunan Ekonomi Hijau

Kabupaten Sigi menunjukkan komitmennya yang kuat dalam membangun ekonomi hijau sebagai strategi utama untuk pertumbuhan daerah. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, Afit Lamakarate, menjelaskan bahwa arah pembangunan kini tidak lagi mengandalkan sektor ekstraktif, melainkan fokus pada sektor yang berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

“Tujuan utamanya adalah memperkuat aktivitas-aktivitas ekonomi yang sejalan dengan Visi-misi baru. Kami memang fokus pada ekonomi hijau,” ujar Afit dalam forum “Kabupaten Bergerak: Inovasi Menuju Masa Depan Lestari dan Berdaya,” pada Senin, 25 Agustus 2025.

Dokumen Jangka Panjang dan Menengah

Pembangunan berkelanjutan harus diwujudkan dalam dokumen jangka panjang hingga menengah. Hal ini menjadi dasar pelaksanaan oleh pemerintah daerah maupun mitra kerja. Afit menyampaikan bahwa platform pembangunan berkelanjutan yang tercantum dalam dokumen jangka panjang juga diterjemahkan ke dalam dokumen jangka menengah. Dokumen ini menjadi bagian penting yang perlu dilaksanakan secara konsisten.

Kolaborasi dan Keterbatasan Fiskal

Afit menyadari bahwa kapasitas fiskal Kabupaten Sigi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbatas. Oleh karena itu, kemitraan multipihak menjadi solusi dalam membiayai inovasi dan mendorong ekonomi hijau.

“Kami sadar, jika hanya mengandalkan APBD yang masuk kategori rendah, maka kita akan banyak berpangku tangan. Kami tidak ingin menyerah meskipun APBD terbatas,” ujarnya.

Ia memberikan contoh kemitraan multipihak yang sudah terbentuk di kawasan CDB Jawa. Hingga saat ini, lebih dari 27 lembaga terlibat, termasuk yang bergerak di bidang perempuan, anak, hingga pengelolaan sampah.

Sektor Pertanian sebagai Penopang Ekonomi

Menurut Afit, sektor pertanian dan perkebunan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sigi. Ia menjelaskan bahwa kontribusi sektor pertanian mencapai lebih dari 50 persen terhadap Produk Regional Bruto.

“Kita ingin hasilnya terus meningkat atau setidaknya bisa kita jaga,” katanya.

Namun, Afit mengakui adanya tantangan dari sisi kesiapan sumber daya manusia (SDM). Ia menyatakan bahwa masyarakat cenderung ingin hasil instan, bukan proses yang panjang.

Pengembangan Produk Pertanian Premium

Strategi lain yang digunakan adalah pengembangan produk pertanian premium agar masyarakat mendapat manfaat ekonomi lebih besar. Contohnya adalah kopi dan kakao organik yang diproduksi tanpa merusak kawasan hutan.

“Produk seperti ini memiliki nilai jual tinggi dan bisa menembus pasar internasional,” ujarnya.

Menolak Ekonomi Ekstraktif

Dalam forum Sustainable District Outlook (SDO) 2025, Afit menegaskan bahwa Kabupaten Sigi menolak model ekonomi ekstraktif. Menurutnya, model ini hanya memberikan keuntungan jangka pendek bagi segelintir orang, namun merusak lingkungan dan tidak memberikan dampak luas bagi masyarakat.

“Kami memilih ekonomi hijau karena dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.

Harapan Lewat SDO 2025

Partisipasi Kabupaten Sigi dalam SDO 2025 diharapkan dapat memperkuat jejaring dan membuka akses pasar baru untuk produk lokal. Afit berharap keikutsertaan ini memberikan dampak langsung bagi masyarakat serta membantu pemerintah daerah mendapatkan pendapatan.

“Kami berharap ada ruang bagi masyarakat merasakan dampaknya dan juga ruang bagi pemerintah daerah untuk mendapatkan pendapatan,” ujarnya.

Afit menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sigi ke depan tetap berlandaskan pada ekonomi hijau. Dengan strategi ini, pemerintah daerah berharap dapat menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini