Nasional Lihat Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO) yang Didukung Bisnis Herbal

Lihat Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO) yang Didukung Bisnis Herbal

74
0

Kinerja Segmen Herbal Dominasi Pemulihan Pendapatan Sido Muncul

Pada kuartal kedua tahun 2025, segmen herbal menjadi pendorong utama pemulihan pendapatan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan dari segmen ini meningkat signifikan, mencapai hampir dua kali lipat secara kuartalan. Angka tersebut tercatat sebesar Rp 716 miliar, yang merupakan kenaikan sebesar 47,2% secara tahunan dan 97,3% secara kuartalan.

Analis dari Mirae Asset Sekuritas, Andreas Saragih, menjelaskan bahwa penguatan ini dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi setelah libur Lebaran pada awal tahun. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan pasar mulai kembali stabil setelah mengalami fluktuasi akibat perayaan hari besar.

Sementara itu, pendapatan dari segmen F&B perseroan mengalami penurunan sebesar 29,4% secara kuartalan dan 11,4% secara tahunan. Meskipun demikian, produk susu dan kopi masih menunjukkan pertumbuhan dobel digit. Menurut Andreas, hal ini terjadi karena adanya normalisasi permintaan setelah lonjakan akibat gelombang panas pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, segmen farmasi juga mengalami pemulihan dengan pendapatan yang naik sebesar 9,5% secara tahunan dan melonjak 65,5% secara kuartalan. Namun, jika dilihat dari separuh pertama tahun 2025, segmen-segmen ini mengalami penurunan. Segmen herbal turun 3,1% secara tahunan (yoy), F&B anjlok 4,2% yoy, sedangkan segmen farmasi menyusut 5,1% yoy.

Manajemen Sido Muncul pun memutuskan untuk menurunkan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga akhir 2025. Sebelumnya, target pertumbuhan di atas 10%, kini berubah menjadi di atas 5%. Alasan utamanya adalah lemahnya basis semester pertama tahun 2025.

Meski begitu, kinerja Sido Muncul masih memiliki potensi tumbuh. Beberapa faktor yang dapat mendukung antara lain peluncuran produk baru, pengembangan SKU khusus untuk ekspor, serta faktor musiman yang berpotensi meningkatkan penjualan di semester kedua tahun 2025.

Dari sisi laba, manajemen fokus pada peningkatan produktivitas pemasaran dengan menargetkan segmen demografis yang lebih muda. Selain itu, perseroan juga berupaya memperkuat distribusi di ritel modern serta menjaga disiplin pengelolaan modal kerja.

Menilik kinerja dan prospek Sido Muncul, Andreas menurunkan proyeksi pendapatan perseroan untuk tahun 2025–2026 sebesar 10–13%. Risiko utama yang bisa memengaruhi kinerja saham hingga akhir tahun antara lain potensi kenaikan harga bahan baku, volume penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi, serta perlambatan ekspor.

Dengan pertimbangan tersebut, Andreas menurunkan rekomendasi saham SIDO menjadi trading buy dengan target harga Rp 605 per saham. Sebelumnya, analis tersebut merekomendasikan buy dengan target harga di Rp 670 per saham.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini