Ragam Semeru Meletus 36 Kali dalam Seminggu Terakhir

Semeru Meletus 36 Kali dalam Seminggu Terakhir

108
0

Gunung Semeru Kembali Aktif dengan Letusan yang Terus Berulang

Gunung Semeru, yang terletak di Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dalam beberapa waktu terakhir. Dari laporan yang diterima, letusan yang terjadi masih termasuk kecil dengan tinggi kolom abu vulkanik yang tidak melebihi satu kilometer dari puncak kawah. Meskipun demikian, frekuensi erupsi yang terjadi cukup tinggi dan menjadi perhatian serius bagi masyarakat sekitar serta lembaga pengawasan.

Pada Senin, 25 Agustus 2025, Gunung Semeru mengalami empat kali letusan dalam sehari. Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.00 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 700 meter dari puncak kawah. Seismograf merekam getaran yang dihasilkan dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi selama 116 detik.

Dua jam kemudian, tepatnya pada pukul 07.22 WIB, Gunung Semeru kembali meletus. Kali ini, kolom abu yang terbentuk mencapai ketinggian 500 meter dari permukaan kawah. Getaran yang tercatat memiliki amplitudo maksimum yang sama, yaitu 22 milimeter, dengan durasi sekitar 135 detik.

Kurang dari dua jam setelah itu, Semeru kembali mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom mencapai satu kilometer dari puncak kawah. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu ini mengarah ke barat laut. Seismograf kembali merekam amplitudo maksimum 22 milimeter dengan durasi 166 detik.

Di sore hari, tepatnya pukul 16.01 WIB, Semeru mengalami erupsi keempat dalam sehari. Tinggi kolom abu yang terbentuk mencapai 600 meter dari puncak kawah. Letusan ini juga tercatat oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 107 detik.

Frekuensi Erupsi yang Meningkat

Dalam seminggu terakhir, Gunung Semeru telah mengalami erupsi sebanyak 36 kali. Dengan ketinggian 3.617 meter di atas permukaan laut, gunung ini menjadi salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Sejak Januari 2025, jumlah letusan yang tercatat mencapai 2.309 kali.

Badan Geologi menetapkan status Gunung Semeru pada Level II atau Waspada. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar. Wilayah yang dilarang untuk aktivitas masyarakat adalah sektor tenggara sejauh 8 kilometer dari pusat erupsi.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Alasan utamanya adalah potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang bisa mencapai jarak 13 kilometer dari puncak.

Larangan Aktivitas di Sekitar Puncak Kawah

Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru karena rawan bahaya lontaran batu pijar. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Beberapa sungai yang menjadi perhatian khusus adalah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Selain itu, potensi lahar juga terjadi pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Dengan kondisi seperti ini, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diminta untuk tetap waspada dan mematuhi petunjuk resmi dari lembaga terkait. Perlu adanya koordinasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga penanggulangan bencana agar risiko yang muncul dapat diminimalkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini