Olahraga Jadi Guru Besar Fisiologi Olahraga, Deputi Kemenko PMK Bocorkan Manfaat Sodium Bicarbonate

Jadi Guru Besar Fisiologi Olahraga, Deputi Kemenko PMK Bocorkan Manfaat Sodium Bicarbonate

41
0

Prof Sukadiono Diangkat sebagai Guru Besar Fisiologi Olahraga di Universitas Muhammadiyah Surabaya

Pada hari Sabtu (23/8), Deputi II Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Prof Sukadiono, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fisiologi Olahraga di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Dalam acara tersebut, ia menyampaikan orasi ilmiah dengan tema “Strategi Buffering Fisiologis Melalui Intervensi Sodium Bicarbonate untuk Daya Tahan dan Performa Atlet”.

Prof Sukadiono, yang akrab disapa Prof Suko, menjelaskan bahwa olahraga kini bukan lagi sekadar aktivitas fisik semata, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Berbagai jenis olahraga seperti jogging, nge-gym, hingga senam lansia dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental. Namun, meski begitu, tubuh tetap memiliki batas dalam hal performa ketika intensitas olahraga meningkat.

Pada intensitas tinggi, tubuh memicu metabolisme anaerob yang cepat memproduksi energi, tetapi juga menghasilkan ion hidrogen (H+). Kondisi ini dapat menurunkan pH tubuh dan disebut sebagai asidosis. Akibatnya, otot terasa berat, nyeri, serta daya ledak menurun.

Asidosis ini sering menjadi penghambat performa atlet dalam cabang olahraga berbasis sprint seperti lari jarak menengah, renang, sepak bola, dan basket. Menurut Prof Sukadiono, tubuh memiliki mekanisme alami buffering melalui sistem bikarbonat, protein, dan fosfat. Namun, ketika beban latihan sangat tinggi, mekanisme tersebut tidak cukup cepat.

Di sinilah peran sodium bicarbonate (natrium bikarbonat) menjadi strategi eksternal yang efektif. Suplementasi sodium bicarbonate dapat meningkatkan cadangan bikarbonat di darah sehingga mempercepat pembuangan ion H+ dari otot dan menjaga kestabilan pH. Dengan cara ini, atlet bisa menunda kelelahan, mempertahankan intensitas latihan lebih lama, dan memulihkan tenaga lebih cepat.

Berdasarkan berbagai penelitian, manfaat sodium bicarbonate telah terbukti, terutama untuk olahraga berbasis metabolisme anaerob seperti lari, renang, dayung, serta cabang beregu dengan sprint berulang. Strategi ini biasanya menggunakan dosis 0,2–0,3 g/kg berat badan, dikonsumsi 1–3 jam sebelum kompetisi.

Namun, Prof Sukadiono mengingatkan adanya potensi efek samping berupa gangguan pencernaan. Untuk mengurangi risiko tersebut, solusinya adalah dengan teknologi seperti hidrogel untuk meminimalkan iritasi lambung atau membagi dosis agar lebih nyaman.

Ia menegaskan bahwa intervensi sodium bicarbonate bukan hanya teori, tetapi bukti nyata bagaimana sains dapat membantu atlet mencapai performa terbaik. Menurutnya, ini adalah langkah strategis agar olahraga tidak hanya menjadi gaya hidup, tetapi juga prestasi yang bisa diraih melalui pendekatan ilmiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini