
Festival Olahraga Tradisional di Pasuruan, Kebangkitan Budaya dan Semangat Kompetisi
Di tengah dinamika olahraga modern yang semakin mendominasi, Kabupaten Pasuruan melalui Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) menggelar festival olahraga tradisional yang menjadi ajang pelestarian budaya sekaligus penguatan semangat masyarakat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Acara ini diselenggarakan di Stadion R. Soedarsono Pogar, Bangil, pada Sabtu (23/8/2025), dan menarik perhatian banyak kalangan.
Festival olahraga tradisional ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga bentuk nyata dari upaya menjaga warisan budaya lokal. Ketua KORMI Kabupaten Pasuruan, Merita Rusdi Sutejo, menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pengembangan olahraga tradisional yang semakin terpinggirkan oleh olahraga modern.
“Tujuan utama kami adalah melestarikan olahraga tradisional sambil memberikan wadah bagi para atlet untuk berkembang dan berprestasi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa KORMI juga sedang mempersiapkan atlet-atlet potensial yang bisa berkompetisi di tingkat nasional, termasuk dalam ajang Fornas maupun Porprov 2026 di Jember.
Acara ini dibuka secara simbolis dengan pelepasan burung merpati oleh Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, bersama ketua KORMI dan panitia. Pelepasan burung tersebut diharapkan menjadi tanda awal dari semangat baru dalam menjaga olahraga tradisional.
Suasana semakin meriah dengan partisipasi peserta dari 24 kecamatan, organisasi perangkat daerah (OPD), serta komunitas olahraga masyarakat. Berbagai lomba digelar, seperti egrang dan terompa, yang diikuti oleh perwakilan dari masing-masing kecamatan. Selain itu, ada juga eksibisi gobak sodor yang melibatkan tim pengurus PKK dan ibu-ibu kepala OPD. Hal ini menciptakan nuansa keakraban dan kekeluargaan yang kuat.
Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menegaskan bahwa olahraga masyarakat memiliki peluang besar untuk berprestasi hingga tingkat nasional. Ia menjelaskan bahwa jika KONI ikut Porprov dan naik ke PON, persaingannya sangat berat. Namun, jika atlet KORMI mampu meraih juara di Porprov, peluang mereka untuk menang di Fornas akan lebih besar.
“Ini sudah terbukti dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.
Selain sebagai ajang kompetisi, festival ini juga diharapkan menjadi sarana mempererat hubungan antar masyarakat sekaligus menghidupkan kembali minat terhadap olahraga tradisional. Harapan dari penyelenggara adalah agar kegiatan ini bisa semakin meriah di masa depan, dengan dukungan dari berbagai pihak.
Dengan hadirnya festival ini, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui KORMI menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga tradisi dan mencetak generasi yang sehat serta berdaya saing. Dengan basis olahraga berbasis budaya lokal, KORMI berupaya memastikan bahwa nilai-nilai tradisional tetap hidup dan diteruskan kepada generasi mendatang.