
Kericuhan Antarsuporter Sepak Bola di Yogyakarta
Kericuhan antarsuporter sepak bola terjadi beberapa jam setelah laga pekan ketiga Super League 2025/2026 yang mempertemukan PSIM Yogyakarta dengan Persib Bandung di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul, DI Yogyakarta, Minggu malam, 24 Agustus 2025. Insiden ini menimbulkan kekacauan di berbagai titik di Kota Yogyakarta, namun tidak ada korban jiwa.
Pejabat Sementara (Ps) Kasi Humas Polresta Yogyakarta Iptu Gandung Harjunadi mengatakan bahwa meskipun ada sejumlah korban luka-luka, termasuk anggota polisi, semua telah mendapatkan perawatan dan dipulangkan. “Korban meninggal dunia tidak ada. Kalau luka-luka memang ada sebagian, termasuk anggota polisi juga, tapi semuanya sudah dirawat dan dipulangkan,” ujarnya.
Polresta Yogyakarta memetakan kericuhan terjadi di dua titik utama, yakni di Tempat Khusus Parkir (TKP) Ngabean dan Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta. Menurut Gandung, kericuhan itu dipicu insiden bus rombongan suporter asal Bandung yang menyerempet salah satu suporter PSIM di kawasan simpang empat Pingit, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 21.00 WIB.
“Korban sempat dibawa ke rumah sakit, lalu diselesaikan secara damai dengan santunan Rp 2.500.000 yang dikumpulkan dari rombongan suporter asal Bandung. Jadi sebenarnya (masalah) sudah selesai malam itu juga,” kata dia.
Namun, informasi simpang siur dan tidak lengkap mengenai insiden di Pingit tersebut terlanjur menyebar sehingga memicu reaksi di sejumlah titik lain. “Setelah itu muncul kericuhan di Ngabean karena di lokasi tersebut ada bus dan kendaraan suporter Persib. Sementara di Lempuyangan juga terjadi sedikit kericuhan,” ujar Gandung.
Ia menyebutkan sekitar 15 orang mengalami luka-luka akibat kejadian itu, termasuk aparat yang terkena lemparan batu dan pecahan kaca. Gandung menegaskan luka yang dialami para korban tidak serius dan seluruhnya sudah mendapat perawatan sebelum dipulangkan. “Ada anggota kita yang kena lemparan batu, ada juga yang terkena beling, tapi semuanya sudah tertangani,” ujarnya.
Polisi mencatat sebanyak 177 suporter asal Bandung yang dievakuasi telah diberangkatkan kembali ke Bandung pada Senin pagi, sedangkan sekitar 15 lainnya diberangkatkan menggunakan kereta api melalui Stasiun Lempuyangan. Adapun kerusakan kendaraan meliputi satu bus dan satu minibus dengan rata-rata kerusakan bukan pada mesin, melainkan pada fisik kendaraan, yakni kaca dan bodi. “Yang agak parah itu bus dan Elf, tapi rata-rata rusaknya fisik, bukan mesin. Busnya diamankan di Mako Brimob Polda DIY Baciro,” kata Gandung.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan menambahkan, sebelum pertandingan PSIM kontra Persib di Stadion Sultan Agung, telah digelar rapat koordinasi pada Kamis malam, 21 Agustus, di Wisma PSIM yang dihadiri kepolisian, panitia pelaksana, serta perwakilan suporter Brajamusti dan Maident. “Dalam rapat itu disepakati kuota tiket hanya untuk suporter PSIM mengingat PSSI belum mencabut larangan kehadiran suporter tim tamu dalam setiap pertandingan Liga Super,” ujar Ihsan.
Pada laga pekan ketiga Liga Super tersebut, PSIM Yogyakarta bermain imbang 1-1 melawan Persib Bandung. Meski hasilnya imbang, insiden kericuhan antarsuporter tetap menjadi perhatian utama bagi pihak kepolisian dan penyelenggara pertandingan.