Nasional Harga Minyak Mentah ICP 2026 Disepakati 70 Dolar AS per Barel

Harga Minyak Mentah ICP 2026 Disepakati 70 Dolar AS per Barel

9
0

Kesepakatan Harga Minyak Mentah dan Target Produksi Migas di RAPBN 2026

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi XII DPR RI telah mencapai kesepakatan terkait asumsi dasar makro sektor ESDM dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026. Salah satu poin utama dari kesepakatan ini adalah penetapan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 70 per barel. Angka ini lebih rendah dibandingkan asumsi pada APBN 2025 yang sebesar US$ 82 per barel.

Selain itu, target produksi minyak dan gas bumi (lifting migas) ditetapkan sebesar 1,594 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Jumlah tersebut terdiri atas produksi minyak sebesar 610 ribu barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 984 ribu BOEPD. Penetapan target ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar global dan kemampuan produksi dalam negeri.

Optimisme Menteri ESDM Terhadap Capaian Target

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menunjukkan optimisme bahwa target produksi dapat dicapai meskipun terdapat beberapa kendala di lapangan. Ia menyatakan, “Insyaallah tercapai. Sekalipun memang sekarang ada gangguan di beberapa pipa, kemudian ada kebakaran di Sumatera, tapi kita lagi melakukan percepatan.” Pernyataan ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, yang disiarkan secara langsung melalui TV Parlemen pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Kementerian ESDM dan DPR juga sepakat mengenai volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2026 sebesar 19,162 juta kiloliter (KL). Komposisi dari volume tersebut terdiri atas minyak tanah sebanyak 0,526 juta KL dan minyak solar sebanyak 18,636 juta KL.

Subsidi Elpiji dan Listrik serta Pengelolaan Subsidi yang Lebih Efisien

Untuk elpiji 3 kilogram, volume subsidi ditetapkan sebesar 8,31 juta metrik ton. Sementara itu, subsidi tetap minyak solar dipatok sebesar Rp 1.000 per liter, sedangkan subsidi listrik mencapai Rp 101,72 triliun. Selain itu, cost recovery ditetapkan sebesar US$ 8,5 miliar.

Bahlil Lahadalia menegaskan komitmennya untuk penyaluran subsidi bahan bakar yang dilakukan secara hati-hati. Menurutnya, pengelolaan subsidi harus tepat sasaran dan efisien agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

“Kita tahu bahwa elpiji ini harus betul-betul tepat sasaran, dan karena itu pengelolaan subsidi ke depan akan penuh dengan hati-hati dan betul-betul kita lakukan secara bijak dan sekali lagi tepat sasaran,” ujarnya.

Usulan Harga Minyak Mentah Sebelumnya

Sebelumnya, pada Juli 2025, Bahlil Lahadalia mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) di kisaran US$ 60-80 per barel pada RAPBN 2026. Usulan ini didasarkan pada realisasi ICP Januari-Mei 2025 yang berada di angka US$ 70,5 per barel. Rata-rata ICP pada bulan Mei mencapai US$ 62,75 per barel, sedangkan pada bulan Juni mengalami lonjakan menjadi US$ 69,33 per barel.

Perkembangan Harga Minyak Mentah dan Dampaknya

Perkembangan harga minyak mentah memiliki dampak signifikan terhadap anggaran negara dan kebijakan energi nasional. Penetapan harga ICP yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi pasar global. Hal ini juga mencerminkan upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas ekonomi dan keberlanjutan sektor energi.

Dengan adanya kesepakatan ini, pemerintah berharap dapat memperkuat stabilitas pasokan energi dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam. Selain itu, pengelolaan subsidi yang lebih hati-hati dan tepat sasaran diharapkan mampu membantu masyarakat yang membutuhkan secara lebih efektif.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini