Nasional Tiongkok Uji Coba Stablecoin Yuan, Ancam Kepemimpinan Dolar AS

Tiongkok Uji Coba Stablecoin Yuan, Ancam Kepemimpinan Dolar AS

18
0

Tiongkok Berencana Izinkan Penggunaan Stablecoin Berbasis Yuan

Tiongkok sedang mempertimbangkan kebijakan baru yang akan memungkinkan penggunaan stablecoin berbasis Yuan secara resmi. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya negara tersebut untuk meningkatkan adopsi mata uang nasional dalam skala global. Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Tiongkok telah menggariskan rencana yang mencakup peta jalan penggunaan stablecoin secara lebih luas.

Pengumuman ini dilakukan dengan tujuan untuk mendorong penggunaan Yuan di pasar internasional, sekaligus memperkuat posisi Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia. Peta jalan ini juga akan mencakup tanggung jawab regulator dalam menghadapi risiko yang muncul akibat penggunaan aset digital. Jika disetujui oleh para pemimpin senior Tiongkok, kebijakan ini akan menjadi perubahan besar dalam pendekatan negara Tirai Bambu terhadap aset digital.

Sebelumnya, pada tahun 2021, Tiongkok melarang seluruh aktivitas perdagangan dan penambangan kripto. Alasan utamanya adalah kekhawatiran tentang stabilitas sistem keuangan. Namun, kini pemerintah Tiongkok tampaknya mulai melihat potensi dari stablecoin sebagai alat pembayaran alternatif.

Stablecoin merupakan jenis aset digital yang nilainya dijamin oleh cadangan mata uang resmi, seperti dolar AS atau Yuan. Berbeda dengan Bitcoin yang digunakan sebagai instrumen investasi, stablecoin biasanya digunakan hanya untuk transaksi pembayaran karena harga tukarnya cenderung stabil. Saat ini, pasar stablecoin masih didominasi oleh Amerika Serikat, dengan hampir 99 persen pasokan global berasal dari sana.

Di luar Tiongkok, beberapa negara Asia juga menunjukkan minat terhadap stablecoin. Misalnya, Hong Kong telah menerbitkan regulasi terkait stablecoin yang mulai berlaku pada awal Agustus. Sementara itu, Korea Selatan dan Jepang juga berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur pendukung bagi stablecoin berbasis mata uang lokal mereka.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga telah menandatangani undang-undang bernama GENIUS Act yang bertujuan mengatur penggunaan stablecoin. Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat aktif dalam menjaga dominasi mereka di pasar aset digital.

Meskipun Tiongkok memiliki ambisi besar untuk menjadikan Yuan sebagai mata uang global, beberapa tantangan tetap ada. Di antaranya adalah kontrol modal yang ketat dan surplus perdagangan yang sangat besar. Namun, dengan langkah-langkah yang diambil saat ini, Tiongkok berusaha memperkuat posisinya dalam kompetisi global terkait penggunaan aset digital.

Hingga saat ini, belum ada respons resmi dari bank sentral Tiongkok, People’s Bank of China, maupun Kantor Informasi Dewan Negara di Beijing terkait rencana pengembangan stablecoin berbasis Yuan. Namun, dengan pertumbuhan pesat industri kripto dan keinginan kuat Tiongkok untuk bersaing di pasar global, kemungkinan besar langkah ini akan segera diwujudkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini