
Isu Seragam Sekolah yang Menyebabkan Siswa Bolos
Seorang siswa di SMP Negeri 2 Teras, Boyolali, terpaksa bolos sekolah karena tidak memiliki seragam olahraga. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari pihak orang tua dan juga lembaga pengawas. Dalam laporan yang diterima, siswa tersebut pulang ke rumah dalam kondisi menangis setelah gagal mendapatkan seragam olahraga.
Tanggung Jawab Sekolah dalam Pengadaan Seragam
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Eko Rusmiati, menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak terlibat langsung dalam penjualan seragam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepatuhan terhadap instruksi bupati. Namun, banyak orang tua yang meminta bantuan sekolah terkait masalah seragam, terutama karena kehilangan kuitansi pembayaran di toko.
Eko kemudian berkomunikasi dengan penyedia seragam agar siswa yang kehilangan kuitansi tetap bisa mendapatkan seragam olahraga. Pembagian seragam dilakukan di dalam kelas. Sayangnya, putri dari Heru Waskito, salah satu wali murid, belum menerima seragam tersebut.
Penjelasan Pihak Sekolah
Saat diwawancarai, Eko mengonfirmasi pembelian seragam dan pelunasan pembayarannya. Ia bertanya kepada siswi apakah sudah beli atau lunas. Jawaban siswi adalah belum. Eko kemudian menghubungi penyedia seragam dan mendapat informasi bahwa yang bersangkutan tidak membeli seragam olahraga. Pihak toko menyatakan bahwa uang yang diberikan hanya sebesar Rp450 ribu, bukan jumlah lengkap.
Sidak oleh DPRD Boyolali
Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Suyadi, melakukan inspeksi mendadak ke SMP Negeri 2 Teras. Hal ini dilakukan menyusul aduan wali murid terkait seragam olahraga yang tidak kunjung diterima siswa. Dalam pertemuan itu, ia ditemui Kepala Sekolah beserta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Suyadi menyayangkan langkah yang diambil pihak sekolah. Jika sekolah tidak terlibat dalam jual beli seragam, seharusnya tidak perlu memfasilitasi pembagian seragam oleh pihak toko di lingkungan sekolah. Ia menilai adanya indikasi keterlibatan pihak sekolah dalam pengadaan seragam.
Masalah Seragam yang Mengganggu Kehidupan Siswa
Heru Waskito, wali murid yang anaknya belum mendapatkan seragam olahraga, mengaku jawaban kepala sekolah hanya alasan saja. Bagaimana mungkin kepala sekolah tidak mengetahui ada guru yang membagikan seragam olahraga di dalam kelas. Selain itu, Heru telah tiga kali menemui guru kelas untuk memohon kebijaksanaan agar anaknya tetap mendapatkan seragam olahraga.
Namun, guru tersebut tetap tidak bisa memberikan seragam olahraga sebelum lunas. Heru mengaku karena kekurangan ekonomi, ia hanya mampu membeli sebagian seragam. Uang Rp450 ribu didapat setelah menjual TV. Meski telah dijelaskan, pihak sekolah tetap tidak berempati. Bahkan guru kelas terkesan mengolok-olok.
Perspektif Orang Tua dan Guru
Heru merasa kesal karena guru kelas menanyakan siapa yang belum dapat seragam dan berkata bahwa mereka belum bayar. Hal ini membuat mental anaknya down dan akhirnya tidak sekolah. Suyadi menyampaikan bahwa apa yang dilakukan guru tersebut menurunkan mental siswa. Padahal, wali murid tersebut punya iktikad baik untuk melunasi pembayaran seragam tersebut.
Pihaknya akan memanggil sekolah serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali untuk menyelesaikan masalah ini. Sementara itu, Kepala SMPN 2 Teras, Purwanto, mengklaim sekolah tak terlibat dalam pengadaan seragam siswa. Pengadaan seragam dilakukan oleh pihak luar sekolah.
Solusi yang Diharapkan
Masalah seragam ini menunjukkan pentingnya komunikasi antara pihak sekolah, orang tua, dan penyedia seragam. Diperlukan transparansi dalam proses pembelian dan pembagian seragam agar tidak ada lagi siswa yang merasa malu atau terpaksa bolos sekolah. Selain itu, perlunya pengawasan lebih ketat dari lembaga terkait agar kejadian serupa tidak terulang.