
Perjalanan Politik yang Penuh Kontroversi
Nama Immanuel Ebenezer, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Noel, kembali menjadi perhatian publik setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kasus ini menunjukkan bagaimana seorang tokoh yang awalnya dianggap sebagai simbol idealisme bisa terjebak dalam skandal korupsi.
Awal Kiprah Sebagai Aktivis
Immanuel Ebenezer lahir pada 22 Juli 1975 di Riau. Ia dikenal sebagai bagian dari generasi aktivis 1998 yang turut serta dalam perjuangan reformasi. Kiprahnya dalam dunia pergerakan membentuk karakter vokal dan konfrontatif yang kelak menjadi ciri khasnya di panggung politik. Pada 2016, ia sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online, sebuah fase hidup yang ia anggap sebagai “pengingat perjuangan rakyat kecil”.
Dari Relawan Jokowi hingga Pejabat Negara
Noel mulai dikenal luas saat memimpin kelompok relawan Jokowi Mania (JoMan) pada Pilpres 2019. Ia tampil sebagai pendukung garis keras Joko Widodo, sering berhadapan dengan kelompok oposisi seperti Alumni 212. Sikapnya yang tegas dan kontroversial menjadikannya figur yang disorot media dan publik.
Pada 2021, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Mega Eltra, anak usaha BUMN Pupuk Indonesia. Namun, jabatannya berakhir prematur pada Maret 2022, diduga karena menjadi saksi meringankan dalam kasus terorisme Munarman.
Kursi Wakil Menteri dan Kontroversi
Menjelang Pemilu 2024, Noel sempat mendukung Ganjar Pranowo melalui Ganjar Mania, sebelum beralih ke Prabowo Subianto dan membentuk Prabowo Mania 08. Ia maju sebagai caleg dari Partai Gerindra di dapil Kalimantan Utara, namun gagal lolos ke Senayan.
Meski demikian, Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan pada Oktober 2024. Di posisi ini, Noel meluncurkan aplikasi aduan pekerja dan melakukan sidak ke perusahaan yang menahan ijazah karyawan. Namun, ucapannya soal tren #KaburAjaDulu pada Februari 2025 memicu kontroversi luas di media sosial.
Terseret Kasus Pemerasan Sertifikasi K3
Pada 20 Agustus 2025, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kemenaker. Dua hari kemudian, Noel resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan sertifikasi K3. Ia diduga menerima Rp3 miliar pada Desember 2024, hanya dua bulan setelah dilantik sebagai Wamenaker. KPK menyita uang tunai, mata uang asing, serta 22 kendaraan mewah termasuk Nissan GTR dan Ducati. Total kerugian negara ditaksir mencapai Rp81 miliar.
Dari Idealisme ke Realitas Kekuasaan
Perjalanan Immanuel Ebenezer menjadi cerminan bagaimana idealisme aktivis bisa bergeser saat bersentuhan dengan kekuasaan. Dari relawan Jokowi hingga pejabat kabinet Prabowo, Noel sempat menjadi simbol loyalitas politik. Namun, penetapan sebagai tersangka oleh KPK menandai titik balik dramatis dalam kariernya.
Publik kini menanti proses hukum lanjutan terhadap sosok yang pernah berdiri di garis depan perlawanan, dan kini harus menghadapi konsekuensi dari kekuasaan yang ia perjuangkan.