Nasional Bank Syariah Nasional

Bank Syariah Nasional

21
0

Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sedang mengambil langkah penting dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Proses akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS) telah selesai dan disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BVIS. Dengan penyelesaian ini, perseroan berharap bisa menciptakan bank umum syariah (BUS) yang besar.

Salah satu keputusan penting dari RUPSLB adalah perubahan nama BVIS menjadi Bank Syariah Nasional (BSN). Setelah BTN melakukan proses penyapihan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN alias BTN Syariah, akan digabungkan ke dalam BSN. Hal ini merupakan kelanjutan dari proses spin off BTN Syariah menjadi BUS dengan menggunakan BVIS sebagai perusahaan cangkang.

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando, menyampaikan bahwa nama BSN akan digunakan sebagai branding perusahaan dan produk layanan BTN Syariah setelah melalui proses perizinan penggunaan oleh regulator. Proses spin off BTN Syariah diharapkan selesai pada Oktober atau paling lambat November tahun ini. Setelah itu, Bank Syariah Nasional diharapkan menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia setelah Bank Syariah Indonesia (BSI).

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa dalam tiga tahun setelah spin off, pihaknya menargetkan aset BTN Syariah bisa mencapai Rp 100 triliun. Dengan target tersebut, BTN Syariah diharapkan mampu bertengger di posisi bank syariah terbesar kedua. Nixon menjelaskan bahwa perkiraan aset sekitar Rp 100-an triliun, dengan target tiga digit pada tahun ketiga awal ini.

Pada saat spin off Oktober mendatang, diperkirakan aset BTN Syariah akan berada di level Rp 67 triliun. Angka ini didasarkan pada aset BTN Syariah dan akuisisi terhadap BVIS. Nixon juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan aksi korporasi lainnya, seperti mencari UUS lain yang bagus dan harganya cocok.

“Anorganik itu rezeki-rezekian ya. Bisa dapat bisa juga nggak. Tapi kalau dengan pertumbuhan normal di tahun ketiga harusnya sudah (jadi bank syariah terbesar kedua),” ujarnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga optimistis bahwa langkah ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kapasitas dan integritas perbankan syariah di Indonesia. Sejalan dengan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027, OJK senantiasa mendukung dan mendorong konsolidasi perbankan termasuk konsolidasi di industri perbankan syariah.

Strategi Pertumbuhan dan Konsolidasi

Proses konsolidasi ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat struktur perbankan syariah, tetapi juga meningkatkan daya saing dan stabilitas keuangan. Dengan penggabungan aset dan sumber daya, BSN diharapkan mampu memberikan layanan perbankan yang lebih baik kepada masyarakat.

Selain itu, strategi pertumbuhan organik dan anorganik menjadi fokus utama bagi BTN. Dengan kombinasi pertumbuhan internal dan akuisisi, BTN Syariah memiliki potensi besar untuk berkembang pesat dan memenuhi target yang ditetapkan.

Tantangan dan Peluang

Meskipun ada tantangan dalam proses integrasi dan regulasi, peluang yang tersedia sangat besar. Dengan dukungan dari OJK dan komitmen dari pihak manajemen, BSN memiliki peluang untuk menjadi salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia.

Dalam rangka mempercepat proses, BTN juga akan terus memantau perkembangan pasar dan mengevaluasi strategi yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dengan pendekatan yang terencana dan kolaborasi yang kuat, BSN diharapkan mampu membawa perbankan syariah Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini