Ragam Pindah ke Bali untuk Kesehatan Mental, Tengku Dewi Malah Sedih Saat Kembali...

Pindah ke Bali untuk Kesehatan Mental, Tengku Dewi Malah Sedih Saat Kembali ke Jakarta

9
0

Perbedaan Kehidupan di Bali dan Jakarta Menurut Tengku Dewi

Setelah tinggal selama delapan bulan di Bali, Tengku Dewi berbagi pengalamannya tentang perbedaan kehidupan antara Pulau Dewata dan Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa perpindahan ini memberikan dampak positif yang signifikan terutama dalam hal kesehatan mental dan perkembangan anak-anaknya.

Menurut Tengku Dewi, tinggal di Bali memberikan ruang untuk lebih rileks dan menyatu dengan alam. Ia menilai bahwa lingkungan yang damai dan pemandangan alam yang indah sangat membantu menjaga keseimbangan emosional dan pikiran. “Dari segi mental, saya merasa lebih sehat. Di Bali banyak alam, jadi lebih healing,” ujarnya saat berada di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/8/2025).

Meskipun demikian, ia juga mengakui bahwa Jakarta masih menjadi pusat utama bagi aktivitas kerjanya. Hal ini karena tawaran pekerjaan di Jakarta lebih stabil dibandingkan di Bali. “Kalau urusan kerja dan penghasilan, Jakarta lebih pasti. Di Bali kita harus punya bisnis sendiri,” katanya menjelaskan.

Karena itu, Tengku Dewi sempat merasa bimbang saat harus kembali ke Jakarta untuk keperluan profesional. Ia juga tidak menyangkal bahwa ada rasa rindu untuk kembali syuting. “Saya agak galau saat kembali ke Jakarta. Rindu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kembali ke Jakarta seperti mengingatkan dirinya bahwa ia berasal dari sana. “Saya merasa kembali ke rutinitas syuting dan itu membuat saya kangen,” tambahnya.

Meski begitu, Tengku Dewi masih merencanakan untuk bolak-balik antara Jakarta dan Bali. Ia juga memastikan bahwa anak-anaknya selalu ikut saat bekerja di Jakarta agar tetap dekat dengan mereka. “Saya akan terus bolak-balik, meskipun biayanya lebih besar,” ujarnya.

Keuntungan dan Tantangan Tinggal di Bali

Tinggal di Bali memiliki beberapa manfaat yang tidak bisa dipandang remeh. Pertama, suasana yang tenang dan alami sangat cocok untuk menjaga kesehatan mental. Banyak orang yang merasa lebih rileks dan bahagia ketika hidup di lingkungan yang hijau dan bersih. Selain itu, kehidupan di Bali cenderung lebih lambat dan tidak terlalu padat, sehingga memberikan ruang untuk lebih fokus pada keluarga dan diri sendiri.

Namun, ada tantangan yang juga perlu diperhitungkan. Salah satunya adalah keterbatasan peluang kerja. Di Bali, kebanyakan orang harus menciptakan peluang sendiri, baik melalui bisnis atau proyek independen. Ini bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi yang terbiasa dengan struktur kerja yang lebih jelas seperti di Jakarta.

Selain itu, biaya hidup di Bali juga bisa lebih mahal jika tidak dikelola dengan baik. Meskipun harga makanan dan transportasi relatif murah, biaya akomodasi dan fasilitas umum bisa menjadi beban tambahan.

Kesimpulan

Tengku Dewi menunjukkan bahwa keputusan untuk tinggal di Bali memiliki dampak positif dalam aspek kesehatan dan kualitas hidup. Namun, ia juga sadar bahwa Jakarta masih menjadi pusat utama bagi aktivitas profesionalnya. Dengan rencana bolak-balik antara dua kota, ia berusaha menjaga keseimbangan antara kehidupan keluarga dan karier. Dengan begitu, ia bisa tetap dekat dengan anak-anak sambil tetap menjalankan tugas-tugasnya di Jakarta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini