Ragam Film Animasi Merah Putih One For All Dicibir Meski Budget Miliaran, Mengapa?

Film Animasi Merah Putih One For All Dicibir Meski Budget Miliaran, Mengapa?

46
0

Film Animasi Merah Putih One For All Dikritik Netizen

Film animasi Indonesia yang diberi judul Merah Putih: One For All kini menjadi sorotan netizen setelah banyaknya komentar negatif yang muncul di media sosial. Banyak pengguna internet menyampaikan kritik terhadap film ini, baik dari segi kualitas animasi maupun konsep produksinya.

Film yang direncanakan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, dianggap tidak memenuhi ekspektasi publik. Salah satu alasan utamanya adalah anggaran produksi yang mencapai miliaran rupiah, namun hasilnya dinilai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dan disutradarai oleh Endiarto serta Bintang. Sementara itu, Toto Soegriwo bertindak sebagai produser. Melalui akun Instagram pribadinya, Toto mengungkapkan bahwa biaya produksi film ini mencapai Rp6,7 miliar. Proses pembuatannya juga hanya berlangsung dalam waktu kurang dari sebulan, sehingga diduga dilakukan agar bisa selesai tepat waktu untuk momen 17 Agustus.

Penggunaan Aset yang Tidak Orisinal

Salah satu hal yang membuat netizen geram adalah penggunaan aset dalam film yang tidak dibuat sendiri. Menurut informasi yang bocor dari akun YouTube Yono Jambul, aset-aset yang digunakan dalam film ini berasal dari toko online Daz3D. Hal ini menunjukkan bahwa banyak elemen dalam film ini diambil dari sumber luar tanpa adanya inovasi atau kreativitas yang signifikan.

Netizen menyebut bahwa proses pengerjaan film ini terkesan terburu-buru dan minim perhatian terhadap detail. Bahkan, karakter dan set dalam film ini dibeli dengan harga tidak lebih dari belasan dolar, namun biaya produksinya justru sangat tinggi. Hal ini memicu banyak pertanyaan tentang efisiensi dan transparansi anggaran.

Komentar Netizen yang Menggemparkan

Banyak netizen menyampaikan pendapat mereka melalui platform seperti X (dahulu Twitter). Salah satu komentar yang viral adalah:

“Ternyata film animasi Merah Putih One for All, karakternya ga ada yang orisinil. Mereka mengambil dan modifikasi dari Reallusion.”

Komentar tersebut menunjukkan kekecewaan terhadap kurangnya kreativitas dalam pembuatan film. Netizen lain juga memberikan tanggapan serupa:

“Bayangin film animasi tayang di layar lebar yang nyomot dari asset orang lain itu kek ‘HUH???’,”

Selain itu, ada netizen yang menyarankan agar film ini tidak ditayangkan di bioskop:

“Saran saya, ga usah tayang di bioskop dengan kualitas film animasi seperti ini. Tayang saja di TV…kalau mau di bioskop, gratiskan saja…walau saya ga yakin akan banyak yg nonton juga sih. Penikmat film animasi kita baru disuguhi Jumbo yang fenomenal, maka standar film animasi kita pun ya di level itu. Kalau disuguhin Merah Putih one for all, ya rasanya kita mundur 2 dekade,”

Tanggapan Produser

Meskipun banyak kritik yang muncul, produser Toto Soegriwo merespons dengan santai. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik tersebut justru membantu meningkatkan popularitas film ini. Meski demikian, banyak netizen tetap merasa kecewa karena film ini dianggap tidak layak tayang di bioskop.

Film Merah Putih: One For All memiliki durasi sekitar 70 menit dan diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dengan produser eksekutif Sonny Pudjisasono. Proses pengerjaannya dimulai pada Juni 2025, dan setelah trailer dirilis, Toto menjawab kritik dengan pernyataan yang terkesan ringan. Namun, bagi sebagian besar netizen, film ini tidak layak mendapat apresiasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini