
Penggunaan Perangkat Handheld untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung sedang menguji coba penggunaan perangkat handheld yang dirancang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir. Perangkat ini memudahkan pembayaran non-tunai melalui sistem QRIS sambil mencatat data kendaraan secara otomatis, sehingga memberikan kemudahan dan transparansi dalam proses administrasi parkir.
Kepala Dishub Kota Bandung, Rasdian Setiadi, menjelaskan bahwa perangkat handheld ini berfungsi seperti ponsel pintar yang mampu mendeteksi nomor kendaraan, waktu masuk parkir, durasi parkir, hingga besaran tarif yang harus dibayar. “Yang di ABC pembayarannya pakai QRIS. Kemarin kita uji coba pakai handheld, alat seperti HP yang canggih. Setelah dicek, akan keluar nomor kendaraan, waktu parkir, dan nominal pembayaran dalam bentuk struk,” ujar Rasdian pada Senin 11 Agustus 2025.
Perangkat ini akan digunakan oleh para juru parkir, dengan masing-masing orang diberikan satu unit. Saat ini, Dishub belum membelinya secara permanen, melainkan menyewanya untuk tahap uji coba. Uji coba dilakukan di beberapa titik pusat kota seperti Jalan Asia Afrika, Naripan, Braga, dan ABC. “Lokasinya bukan yang punya mesin parkir khusus. Ini handheld yang bisa dibawa juru parkir, pembayarannya pakai barcode yang terhubung ke rekening BJB,” katanya.
Proses Uji Coba dan Evaluasi
Rasdian menyebutkan bahwa uji coba akan dilakukan selama satu hingga tiga bulan sebelum dievaluasi. Dalam periode tersebut, pihak Dishub akan menilai efektivitas dan kenyamanan penggunaan perangkat ini. Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan untuk memberikan insentif menarik bagi pengguna yang membayar parkir melalui sistem ini.
“Kemarin sempat kita coba sistem undian. Nomor kendaraan yang beruntung bisa mendapat hadiah kecil seperti dispenser. Tujuannya untuk menarik minat masyarakat membayar parkir secara resmi,” tambahnya.
Manfaat dan Tantangan
Penggunaan perangkat handheld ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar parkir secara resmi. Dengan sistem pembayaran non-tunai, risiko penipuan atau kesalahan dalam penghitungan tarif dapat diminimalkan. Selain itu, data kendaraan yang tercatat secara otomatis juga memudahkan pengelolaan parkir dan pengawasan.
Namun, ada tantangan yang perlu dihadapi, seperti kesiapan teknologi dan pelatihan bagi para juru parkir. Pihak Dishub akan melakukan pelatihan agar semua petugas dapat menggunakan perangkat ini dengan baik dan efisien.
Langkah Kedepan
Setelah masa uji coba selesai, Dishub akan mengevaluasi hasilnya dan menentukan apakah perangkat ini layak digunakan secara permanen. Jika berhasil, sistem ini dapat diperluas ke area lain di Kota Bandung, termasuk tempat-tempat umum yang memiliki volume lalu lintas tinggi.
Selain itu, pihak Dishub juga akan terus berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan sistem parkir digital. Dengan insentif dan sosialisasi yang tepat, harapan besar dipegang bahwa masyarakat akan lebih mudah menerima dan memanfaatkan sistem ini.
Kesimpulan
Penggunaan perangkat handheld untuk sistem parkir di Kota Bandung merupakan langkah inovatif yang bertujuan meningkatkan PAD sekaligus memperbaiki kualitas layanan parkir. Dengan pembayaran non-tunai dan pencatatan data yang akurat, sistem ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan parkir yang lebih efisien dan transparan.