
Identitas sebagai Benteng Pertahanan dalam Dunia Siber
Dalam dunia digital yang semakin kompleks, identitas menjadi salah satu aspek paling kritis dalam menjaga keamanan siber. Tidak hanya identitas manusia, tetapi juga identitas mesin di dalam infrastruktur TI modern kini menjadi target utama bagi para pelaku ancaman. Dengan meningkatnya jumlah perangkat dan sistem yang terhubung, risiko serangan semakin tinggi.
Menurut Hendry Wijawijaya, Country Manager CyberArk Indonesia, perubahan mendasar dalam strategi penyerang telah terjadi. “Dulu, penyerang mencari celah di jaringan atau sistem. Kini, mereka langsung membidik identitas,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan siber kini harus berfokus pada perlindungan identitas sebagai lapisan pertahanan utama.
Manfaat dan Risiko Teknologi AI dalam Keamanan Siber
Teknologi kecerdasan buatan (AI) memberikan banyak manfaat bagi bisnis, mulai dari otomatisasi proses hingga analitik prediktif. Namun, AI juga memiliki sisi gelap. Teknologi ini memungkinkan penjahat siber melakukan serangan yang lebih cepat, cerdas, dan sulit terdeteksi. Dengan alat berbasis AI, penyerang dapat menyesuaikan serangan secara real-time, meniru perilaku pengguna sah, serta mengeksploitasi kelemahan identitas baik manusia maupun mesin.
Hendry menegaskan bahwa pendekatan keamanan tradisional tidak lagi cukup untuk menghadapi tantangan ini. “Dibutuhkan strategi yang fokus pada pengelolaan akses dan hak istimewa (privileged access) setiap identitas,” katanya. Menurutnya, identitas adalah garis pertahanan baru dalam dunia siber. Jika identitas aman, maka peluang penyerang untuk bergerak bebas di dalam jaringan akan diminimalkan.
Solusi CyberArk dalam Pengelolaan Identitas
CyberArk menawarkan platform keamanan identitas yang memanfaatkan AI untuk memberikan perlindungan secara real-time. Salah satu fitur utamanya adalah analisis anomali berbasis machine learning, yang mampu mendeteksi perilaku mencurigakan dari pengguna manusia maupun mesin. Dengan demikian, potensi serangan bisa dicegah sebelum berkembang menjadi insiden besar.
Selain itu, CyberArk juga menawarkan pengelolaan hak istimewa secara otomatis dengan prinsip just-in-time. Artinya, akses hanya diberikan saat dibutuhkan dan langsung dicabut setelah tugas selesai. Pendekatan ini membantu mengurangi risiko kebocoran data atau penyalahgunaan kredensial yang sering terjadi ketika akses tidak terpantau.
Pentingnya Pelatihan dan Strategi Internal
Tidak cukup hanya mengandalkan teknologi canggih. CyberArk menekankan pentingnya membangun kapabilitas tim internal melalui pelatihan, penilaian risiko gratis, dan pengembangan strategi keamanan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dengan pemahaman tentang pola ancaman dan cara kerja teknologi, tim internal bisa merespons insiden dengan lebih cepat dan efektif.
“Mulai dari satu sistem, bahkan satu firewall, jika dikombinasikan dengan pengelolaan hak istimewa dan pemantauan berkelanjutan, sudah bisa menjadi langkah awal yang signifikan,” tambah Hendry.
Perkembangan Infrastruktur Digital di Indonesia
Di Indonesia, adopsi cloud, IoT, dan microservices semakin pesat. Namun, hal ini juga berarti volume identitas mesin meningkat drastis. Tanpa visibilitas dan pengelolaan yang tepat, risiko kebocoran data atau penyusupan akan terus meningkat. CyberArk telah bekerja sama dengan berbagai institusi keuangan, perusahaan telekomunikasi, dan sektor publik untuk membantu mereka mengamankan infrastruktur kritikal.
Selain itu, dengan diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), perusahaan dituntut untuk memastikan semua akses ke data sensitif dikelola dan dilindungi sesuai regulasi. Solusi CyberArk dirancang untuk membantu organisasi memenuhi standar ini sekaligus meningkatkan ketahanan siber.
Masa Depan Keamanan Siber
Dengan pendekatan komprehensif dan adaptif terhadap pengelolaan identitas, CyberArk memberikan alat kepada organisasi untuk melindungi data sensitif, menjaga kepatuhan, dan memastikan keberlangsungan operasional. Dalam era di mana AI menjadi bagian integral dari bisnis sekaligus sumber ancaman baru, keamanan identitas bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.