Nasional Kebahagiaan yang Berantakan

Kebahagiaan yang Berantakan

75
0

Perayaan yang Penuh Makna dan Kebahagiaan

Perayaan malam kemarin berlangsung dengan suasana yang sangat dinamis dan penuh makna. Topik utama yang dibahas adalah tentang pembentukan organisasi, khususnya terkait “perusuh” di Disway. Riki Gana, seorang pemuda dari Banten, mengajukan pertanyaan menarik: apakah diperbolehkan untuk membentuk organisasi perusuh? Ia menjelaskan bahwa istilah “perusuh” bukanlah kata kasar, melainkan nama panggilan bagi para pembaca Disway yang sering mengirimkan tulisan di kolom komentar. Nama ini muncul karena banyaknya komentar yang dianggap usil dan nakal.

Riki menyampaikan bahwa jumlah “perusuh” begitu besar hingga membuatnya bertanya-tanya, apakah tidak ada salahnya jika mereka membentuk organisasi. Ia pernah bekerja di Krakatau Steel, lalu berhenti dan beralih menjadi dosen. Dari situ, hidupnya merasa lebih tenang. Meski demikian, jawaban saya tetap sama: tidak melarang dan tidak menganjurkan. Terserah saja. Namun, dalam bentuk tanpa struktur seperti saat ini rasanya lebih asyik.

Organisasi yang Terlalu Banyak

Organisasi memang sudah terlalu banyak. Setiap instansi punya organisasi sendiri. Banyaknya organisasi itu tidak salah, tapi kalau setiap organisasi merayakan ulang tahun masing-masing, rasanya terlalu boros. Perayaan ulang tahun justru terasa seperti bagian dari pekerjaan. Seperti orang yang menjadi panitia ulang tahun, seolah-olah telah bekerja.

Lho kok ada perayaan ulang tahun ke-74 dan perayaan perkawinan ke-50? Rasanya acara di Bandung kemarin bukan sekadar perayaan ulang tahun. Acara tersebut terlihat seperti sebuah perhelatan marketing dari sebuah perusahaan real estate di Bandung Barat: PT Siliwangi Anatha Bumi (YanPro Land). Acara senam masal di bukit proyek real estate, dialog perusuh di kantor real estate, serta backdrop resepsi di Granada Ballroom Holiday Inn yang bertuliskan “Executive Gathering” real estate. Pokok acaranya adalah pengumuman diskon besar-besaran penjualan rumah.

Penyelenggara acara dua hari di Bandung ini adalah Kang Yana (Yana Priatna), pemilik real estate tersebut. Ia adalah anak muda hebat yang mampu menjual 500 rumah setahun di masa sulitnya pasar properti.

Pertemuan yang Unik dan Penuh Makna

Jika bukan acara marketing, rasanya acara di ballroom itu seperti pertemuan romantis antara Persib dan Persebaya. Dua orang yang memberi sambutan kemarin adalah Pak Kuswara S. Taryono, komisaris Persib Bandung, dan anak Pak Iskan, komisaris utama Persebaya. Mereka saling berpelukan dan berbicara tentang prestasi masing-masing klub.

Pertemuan ini juga bisa disebut sebagai forum baku dapa antara Kimbab Family dengan para follower-nya: 3,3 juta orang. Di ballroom itu hadir pemilik akun Kimbab Family bersama suami dan tiga anak mereka. Saya kenal baik Gina, pemilik akun tersebut. Dia pernah menjadi sekretaris dirut saat saya menjabat sesuatu di PLN. Gina adalah sekretaris yang paling cantik dan pintar, serta ingin maju.

Saya pernah menawarkan Gina untuk belajar bahasa Mandarin di Tiongkok. Ia antusias dan akhirnya dikirim ke Tianjin. Di sana, Gina bertemu mahasiswa asing dari Korea Selatan yang juga ingin belajar bahasa Mandarin. Mereka belajar bersama dan saling jatuh cinta. Gina tidak lagi pulang ke PLN, dan sang suami nekat mengawini Gina, bahkan ikut dalam perkawinan adat Sunda.

Pertemuan yang Menyenangkan

Kemarin adalah pertemuan pertama saya dengan Gina setelah tinggal di Tianjin. Juga dengan suaminya dan tiga anak mereka, yang semuanya berwajah Korea seperti bapak mereka. Gina mungkin sudah lupa pelajaran bahasa Mandarinnya, sedangkan sang suami menjadi guru Korea bagi Gina. Gina menjadi guru bahasa Indonesia dan Sunda bagi suaminya dan tiga anaknya.

Acara kemarin bisa disebut sebagai Kimbab Family gathering atau gelar seni dan budaya Sunda. Gamelan Sunda dan sendratari Sangkuriang terasa sangat menakjubkan. Meskipun ada yang ngotot menyebutnya sebagai acara ulang tahun, faktanya saya lahir di tanggal 17 Agustus, istri saya lahir 11 Agustus, kami menikah 20 Agustus, dan ganti hati saya terjadi 6 Agustus.

Dua hari Sabtu-Minggu di Bandung kemarin benar-benar menyenangkan. Sampai-sampai ketinggalan kereta Whoosh dan pesawat. Akhirnya harus naik mobil lewat Cirebon-Semarang-Solo. Untungnya, bahagia bisa ditemukan di mana-mana.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini