Nasional Ekonom: KUR Tetap Jadi Andalan UMKM

Ekonom: KUR Tetap Jadi Andalan UMKM

23
0

KUR Masih Jadi Motor Penting untuk UMKM, Tapi Ada Tantangan yang Harus Dihadapi

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih menjadi salah satu instrumen penting dalam memberikan akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Menurut Center of Economic and Law Studies (Celios), KUR berperan signifikan dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor produktif di Indonesia. Namun, meskipun begitu, masih ada beberapa tantangan yang menghambat optimalisasi program ini.

Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menjelaskan bahwa kendala administratif masih menjadi hambatan awal bagi pelaku UMKM. Banyak dari mereka kesulitan dalam mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) dan pembukaan rekening bank, yang sering memakan waktu cukup lama. Hal ini terutama dialami oleh pelaku usaha mikro yang belum memiliki pengalaman dalam proses administratif.

Selain itu, pendampingan terhadap debitur KUR juga menjadi aspek penting yang perlu diperbaiki. Banyak pelaku usaha mikro belum memiliki kemampuan dasar dalam pencatatan keuangan maupun strategi pengembangan usaha. Tanpa adanya pembinaan yang berkelanjutan, potensi gagal bayar atau stagnasi usaha bisa terjadi.

Penyaluran KUR yang Perlu Diperluas

Masalah lain yang menjadi perhatian adalah struktur penyaluran KUR yang masih didominasi oleh sektor jasa dan perdagangan. Celios menilai bahwa penyaluran kredit untuk sektor manufaktur harus diperluas, baik dari segi porsi maupun plafon kredit. Industri manufaktur lokal sangat dibutuhkan untuk menggantikan ketergantungan pada produk impor dan memperkuat pasar domestik.

Menurut Bhima, sektor manufaktur memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Dengan peningkatan kapasitas produksi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak.

Tantangan yang Dihadapi UMKM Saat Ini

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyatakan bahwa UMKM saat ini berada dalam situasi yang sangat menantang. Di tengah perlambatan ekonomi global, penurunan daya beli domestik, dan kompetisi pasar yang semakin ketat, UMKM menghadapi berbagai tantangan seperti akses modal, teknologi, pasar, hingga keterampilan tenaga kerja.

Hasil survei Apindo menunjukkan bahwa 51% pelaku UMKM mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal, sementara 35% kesulitan mengakses pasar dan promosi. Hanya sekitar 7% dari pelaku UMKM yang terhubung ke rantai pasok industri besar. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM masih butuh dukungan yang lebih besar untuk bisa berkembang secara berkelanjutan.

UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Shinta menekankan bahwa UMKM merupakan tulang punggung dari perekonomian Indonesia. Mereka menyerap sekitar 97% tenaga kerja dan menyumbang sekitar 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Jika tidak ditangani dengan baik, tantangan yang dihadapi UMKM bisa berdampak luas terhadap resiliensi ekonomi nasional.

Ia menyarankan agar narasi tentang UMKM digeser dari sekadar usaha kecil menjadi aset strategis yang perlu dikelola dengan serius dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, UMKM bisa menjadi motor penggerak utama dalam penguatan perekonomian Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini