
Film Animasi Merah Putih: One For All yang Menjadi Sorotan
Film animasi Merah Putih: One For All kini menjadi topik utama dalam berbagai diskusi masyarakat. Proyek ini dipimpin oleh Endiarto, seorang sutradara yang memiliki peran penting dalam pembuatan film tersebut. Dengan misi kebangsaan untuk menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia, film ini diharapkan mampu menyampaikan pesan persatuan dan keberagaman budaya Indonesia.
Endiarto tidak hanya bertindak sebagai sutradara, tetapi juga sebagai penulis skenario bersama Bintang Takari. Keduanya menciptakan kisah delapan anak dari latar belakang budaya yang berbeda, yang digambarkan bersatu untuk menjaga bendera pusaka pada Hari Kemerdekaan. Pesan utama dari film ini adalah persatuan, meskipun eksekusinya memicu banyak perdebatan.
Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo dengan anggaran mencapai Rp 7-8 miliar. Sayangnya, hasil akhir animasi dinilai tidak sebanding dengan besarnya dana produksi. Kualitas visual yang disajikan dinilai jauh dari standar industri animasi modern. Kritik terhadap film ini mulai bermunculan sejak rilis trailer hingga penayangan awal, membuat publik semakin mengkritik.
Meskipun begitu, peran Endiarto dalam proyek ini sangat besar. Ia juga menjadi produser eksekutif bersama Sonny Pudjisasono. Proses kreatif hingga distribusi film tidak lepas dari pengaruhnya. Nama Endiarto kini menjadi sorotan, baik karena karyanya maupun kontroversinya.
Sosok di Balik Merah Putih: One For All
Endiarto menjadi penggagas utama film animasi kebangsaan ini. Bersama Bintang Takari, ia memadukan ide cerita dan naskah. Film ini mengangkat pesan persatuan di tengah keberagaman budaya Indonesia. Namun, eksekusinya justru memicu perdebatan publik.
Banyak penonton menilai ceritanya cukup menarik secara konsep. Sayangnya, kualitas animasi membuat pesan itu kurang maksimal tersampaikan. Meski mendapat kritik, Endiarto tetap mempertahankan visi karyanya. Ia belum memberikan tanggapan resmi yang detail soal masalah teknis.
Film ini rencananya akan tayang mulai 14 Agustus 2025 di berbagai bioskop. Sebagai karya peringatan kemerdekaan, ekspektasi publik sangat tinggi. Tapi sejak trailer dirilis, pro dan kontra sudah bermunculan. Isu dana besar juga semakin memperuncing pembahasan di dunia maya.
Rumah Produksi Perfiki Kreasindo
Perfiki Kreasindo adalah rumah produksi di balik proyek ini. Informasi tentang perusahaan ini sangat minim di media sosial. Akun Instagram resmi @perfiki.tv jarang mempublikasikan kegiatan film. Mereka lebih dikenal sebagai penyelenggara ajang Putri Asuransi Indonesia.
Keterlibatan Perfiki Kreasindo di dunia animasi terbilang baru. Hal ini memicu pertanyaan soal kesiapan mereka menangani proyek besar. Banyak pihak mempertanyakan manajemen dan pengelolaan dana produksi. Namun, pihak rumah produksi belum mengungkap detail tersebut.
Endiarto sendiri memiliki jejaring sosial dengan sejumlah tokoh publik. Salah satunya adalah Giring Ganesha dari Partai Solidaritas Indonesia. Meski demikian, hubungan tersebut belum tentu berkaitan langsung dengan film ini. Publik masih menunggu klarifikasi resmi dari semua pihak terkait.
Biodata Singkat Endiarto
Nama: Endiarto
Peran: Sutradara utama, penulis skenario, produser eksekutif
Karya Terkenal: Film animasi Merah Putih: One For All
Rumah Produksi: Perfiki Kreasindo
Proyek: Tayang 14 Agustus 2025
Kolaborator: Bintang Takari (penulis skenario dan animator)
Kontroversi: Kritik kualitas animasi meski dana produksi Rp 7-8 miliar
Endiarto adalah sosok penting di balik film Merah Putih: One For All. Perannya mencakup sutradara, penulis naskah, hingga produser eksekutif. Meski karyanya mengangkat pesan kebangsaan, kritik publik tetap berdatangan.