
Perjalanan Emosional dalam Film “Tinggal Meninggal”
Merasa diabaikan dan tidak memiliki teman bisa menjadi pengalaman yang menyedihkan, terutama ketika seseorang merasa tidak diterima dalam lingkaran pertemanan. Ini sering kali memicu pikiran berlebihan atau over thinking, seperti bagaimana cara agar bisa diterima, apakah harus berbohong atau membuat cerita menarik agar diperhatikan. Hal ini juga dialami oleh karakter Gema dalam film “Tinggal Meninggal” yang diperankan oleh Omara Esteghlal.
Dalam kisahnya, Gema menghadapi kesulitan untuk membangun hubungan pertemanan di tempat kerjanya karena rasa canggung dan merasa diabaikan. Meski ada di sekitarnya, ia merasa seperti tidak ada. Menghidupkan peran ini menjadi tantangan tersendiri bagi Omara, karena ia harus mampu membangun karakter Gema tanpa melenceng dari skrip yang telah ditentukan.
“Proyek ini menjadi perjalanan emosional bagi saya. Ada banyak hal yang terasa pribadi, tetapi juga menyenangkan karena dibalut komedi yang cerdas dan jujur. Saya diberi kesempatan lebih besar, bukan hanya sebagai aktor, tapi juga terlibat sebagai Co-Executive Producer,” ujar Omara.
Meskipun menghadapi kesulitan, Omara berhasil membawakan peran Gema dengan baik. Penonton yang hadir pada screening dan press conference film “Tinggal Meninggal” terlihat menikmati film ini. Film komedi getir yang disutradai oleh Kristo Immanuel ini menawarkan pendekatan unik dan segar dalam penyampaian cerita.
Format Jumpa Pers yang Tidak Biasa
Sama seperti filmnya yang tidak biasa, jumpa pers “Tinggal Meninggal” juga disusun dengan format yang tak lazim. Alih-alih media melemparkan pertanyaan kepada narasumber, kali ini para pemain dan tim film yang bertanya kepada para penonton. Pendekatan ini mencerminkan keingintahuan yang tulus dari para kreator film.
Para rekan media juga antusias dengan acara ini dan mengapresiasi cerita “Tinggal Meninggal”. Mereka menjawab rasa keingintahuan dari crew dan cast, mulai dari perasaan setelah menonton film hingga bagian-bagian yang membuat mereka merasa terhubung dengan film ini. Salah satu elemen yang menarik adalah tentang inner child yang terasa terobati setelah menonton.
Kehadiran Aktor dan Sutradara
Pada acara tersebut, hadir Omara Esteghlal, Jared Ali, Gilbert Pattiruhu, dan Nirina Zubir yang tampil kompak, santai, dan penuh semangat. Kristo Immanuel, sang sutradara, tampak bahagia dan tidak bisa menyembunyikan ekspresi kepuasan atas respon penonton.
“Sudah semakin dekat ke hari tayang, dan melihat bagaimana penonton merespons dengan cara yang sangat personal dan jujur membuat saya makin tidak sabar membagikan film ini ke khalayak yang lebih luas. Semoga rasa yang kami tuang di TingNing bisa sampai,” ujar Kristo.
Ernest Prakasa, produser yang juga hadir, menyampaikan apresiasi sekaligus harapan. “Respon teman-teman media luar biasa. Tapi tentu kami tetap sabar menanti sambutan dari publik yang lebih luas. Semoga Tinggal Meninggal bisa berkontribusi menghadirkan warna baru di industri film Indonesia.”
Genre Komedi Getir yang Menyentuh Hati
Film “Tinggal Meninggal” dengan genre komedi getir ini menggabungkan unsur humor, tragis, dan absurditas hidup modern serta isu kesehatan mental yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ceritanya bermula setelah kematian ayah Gema, yang membuatnya mendadak mendapat perhatian dari orang-orang di kantornya. Ketika perhatian itu mulai menghilang, Gema terjebak dalam pikiran: “Siapa lagi yang harus meninggal?” Dari situlah rentetan konflik dimulai. Haruskah ada yang meninggal lagi untuk mendapatkan atensi?
Film ini akan resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai 14 Agustus 2025. Jangan lewatkan kisah Gema dan semua kebohongan yang ia bangun demi merasa “dianggap”. Siap-siap tertawa, terkejut, dan merenung. Untuk informasi detail terkait film “Tinggal Meninggal”, kunjungi akun media sosial @imajinari dan @tingning.official.