Nasional KMPI Serbu Polres Sinjai, Ajukan Tantangan Bongkar Mafia Tambang dan BBM Ilegal

KMPI Serbu Polres Sinjai, Ajukan Tantangan Bongkar Mafia Tambang dan BBM Ilegal

27
0

Aksi Massa Mahasiswa dan Pemuda di Halaman Mapolres Sinjai

Pada hari Selasa, 11 Agustus 2025, suara toa menggema di tengah udara yang terik. Ratusan mahasiswa dan pemuda dari Komite Merah Putih Indonesia (KMPI) berkumpul di halaman depan Mapolres Sinjai. Mereka membawa bendera berkibar, memberikan teriakan lantang, dan keringat mengalir di wajah mereka. Namun, tidak ada tanda-tanda semangat mereka akan berkurang.

Di tengah kerumunan, Wahid, Jenderal Lapangan KMPI Sulsel, berdiri di atas mobil bak terbuka. Matanya menatap tajam ke arah pagar besi Polres. Dengan suara lantang, ia menyampaikan dugaan-dugaan praktik ilegal yang disebut telah merongrong Kabupaten Sinjai. Mulai dari tambang galian C hingga mafia BBM, semua menjadi topik utama dalam orasinya.

“Jika polisi benar-benar berani, maka bongkar! Jangan hanya garang saat menghadapi mahasiswa,” ucapnya dengan penuh semangat, membuat massa di bawahnya bersorak dan mengangkat kepalan tangan ke udara.

Tudingan Serius Terhadap Aparat Penegak Hukum

Wahid menuding bahwa aparat penegak hukum lamban dan terkesan membiarkan pelanggaran terjadi. Ia memberikan contoh tambang galian C ilegal di Sinjai Timur yang disebut telah merusak lingkungan dan meresahkan warga setempat.

Selain itu, ia juga membeberkan dugaan praktik mafia migas yang bermain di SPBU Kecamatan Sinjai Utara, yang berada tepat di sebelah Polsek. Menurutnya, SPBU tersebut memasok BBM subsidi ke jaringan ilegal.

KMPI juga menyoroti proyek pabrik porang dan perumahan subsidi di Sinjai Utara yang diduga menggunakan material hasil tambang ilegal. “Jika Kapolres dan Kasat Reskrim diam, maka mereka memberi karpet merah untuk pelaku kejahatan,” tegas Wahid.

Respons Polres dan Ancaman Aksi Lanjutan

Aksi ini hanya mendapat respons dari Kasat Intel Polres Sinjai yang berjanji akan meneruskan tuntutan ke Kasat Reskrim. Namun, KMPI menilai janji tersebut belum cukup.

“Kami akan kembali pada Rabu nanti. Ini baru jilid pertama, jilid dua akan lebih besar, dan kami akan pastikan suara rakyat tidak bisa dibungkam,” ujar Wahid di tengah sorak-sorai massa.

Di bawah langit mendung yang menggantung sore itu, massa KMPI perlahan membubarkan diri. Namun, panasnya orasi dan tudingan yang mereka lontarkan masih menggema di halaman Polres Sinjai.

Janji Aparat dan Tantangan Berikutnya

Janji aparat untuk menindaklanjuti tuntutan hanya menjadi jeda singkat. Rabu nanti, jilid kedua aksi akan kembali menguji nyali—apakah aparat benar-benar berani membongkar jaringan mafia, atau justru memilih berdiam di balik pagar besi.

KMPI tetap berkomitmen untuk terus mengawal isu-isu yang mereka anggap merugikan masyarakat. Mereka percaya bahwa keadilan hanya bisa terwujud jika semua pihak bekerja sama dan transparan.

Dalam aksi ini, para pemuda dan mahasiswa menunjukkan keberanian mereka dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Mereka tidak takut untuk menghadapi otoritas, selama itu demi kebenaran dan keadilan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini