Ragam 5 Fakta Menarik Monyet Digo yang Suka Bersosialisasi

5 Fakta Menarik Monyet Digo yang Suka Bersosialisasi

86
0

Penampilan Monyet Digo

Monyet Digo, yang memiliki nama ilmiah Macaca ochreata, adalah salah satu spesies monyet endemik Indonesia yang tinggal di Pulau Sulawesi. Mereka memiliki penampilan yang khas dengan rambut berwarna gelap pada bagian punggung dan kepala, sedangkan bagian perut serta keempat kaki berwarna cokelat muda. Kepala primata ini membulat dengan adanya surai pada area bawah telinga dan pipi yang berwarna cokelat keabu-abuan. Ekornya cukup panjang, sekitar 35—40 cm, sesuai dengan karakteristik monyet Dunia Lama.

Bobot tubuh monyet Digo berkisar antara 5—12 kg, sementara panjang tubuh tanpa ekor sekitar 50—59 cm. Terdapat dimorfisme seksual pada spesies ini, di mana jantan lebih besar daripada betina. Selain itu, gigi taring bagian atas jantan juga lebih besar dibandingkan betina.

Peta Persebaran, Habitat, dan Makanan Favorit

Monyet Digo hanya ditemukan di Pulau Sulawesi, khususnya di wilayah Sulawesi Tenggara dan pulau-pulau kecil sekitarnya seperti Pulau Buton dan Pulau Muna. Spesies yang hidup di dua pulau tersebut dikategorikan sebagai subspesies dengan nama ilmiah Macaca ochreata brunnescens.

Habitat utama mereka adalah hutan hujan tropis dengan ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut. Meski begitu, mereka kadang masuk ke area pemukiman manusia ketika makanan di hutan langka. Sebagai omnivora, makanan utama mereka terdiri dari buah, bunga, daun, dan tanaman pertanian. Namun, mereka juga mengonsumsi serangga dan artropoda untuk melengkapi nutrisi.

Interaksi dengan Spesies Lain

Kehidupan sosial monyet Digo sangat menarik. Mereka membentuk kelompok yang terdiri dari 12—30 anggota. Anggota dalam kelompok saling berinteraksi, merawat diri, memperingatkan bahaya, dan bergerak bersama. Selain interaksi sesama monyet, mereka juga berinteraksi dengan spesies lain.

Misalnya, monyet Digo sering bergerak bersama burung Kadalan Sulawesi (Ramphacoccyx calyorhynchus) dan Srigunting Jambul Rambut (Dicrurus hottentottus). Tujuannya adalah untuk memperoleh makanan, karena serangga yang terbang saat monyet Digo mencari makan menjadi makanan bagi kedua burung tersebut. Interaksi ini disebut simbiosis komensalisme, karena burung mendapatkan manfaat sedangkan monyet tidak diuntungkan maupun dirugikan.

Selain burung, monyet Digo juga berinteraksi dengan spesies monyet lain, seperti monyet Jambul atau monyet Tonkean (Macaca tonkeana). Kedua spesies ini sering bergabung dalam satu kelompok besar, dan perilaku sosial mereka sangat mirip. Hal ini menyebabkan kemungkinan terbentuknya monyet hibrida hasil kawin silang antara dua spesies tersebut.

Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi monyet Digo masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, berdasarkan interaksi dengan spesies lain, diperkirakan cara reproduksi mereka mirip dengan kerabat dekatnya. Musim kawin bisa terjadi sepanjang tahun selama betina menunjukkan tanda-tanda siap bereproduksi, seperti pembengkakan pada area alat reproduksi.

Setelah kawin, betina akan mengandung selama sekitar 170 hari. Dalam satu masa reproduksi, hanya satu anak yang lahir. Anak monyet Digo akan tinggal di dekat induknya selama setahun pertama untuk belajar berbagai kemampuan hidup. Setelah itu, ia dapat hidup mandiri tetapi tetap berada dalam kelompok asalnya.

Status Konservasi

Menurut IUCN Red List, status konservasi monyet Digo saat ini adalah “rentan punah” (Vulnerable). Populasi mereka terus menurun akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan yang luas di Sulawesi Tenggara. Pengembangan industri kebun sawit dan cokelat, serta penambangan ilegal yang menggunakan bahan kimia berbahaya seperti merkuri, telah merusak habitat dan sumber makanan monyet Digo.

Upaya konservasi dilakukan dengan membuat area proteksi seperti Rawa Aopa Watomahai, Padang Mata Osu, Tanjung Peropa, dan lokasi lainnya. Semoga upaya ini berhasil menjaga keberlanjutan spesies monyet endemik Indonesia ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini