Ragam Kritik Hanung Bramantyo terhadap Film Animasi Merah Putih One For All

Kritik Hanung Bramantyo terhadap Film Animasi Merah Putih One For All

47
0

Kritik Tajam Hanung Bramantyo terhadap Film Animasi Merah Putih One For All

Sejumlah reaksi menarik muncul dari kalangan kreatif setelah film animasi Merah Putih One For All memperlihatkan trailer menjelang perayaan HUT ke-80 RI. Film yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo ini mendapat banyak perhatian, namun juga mengundang kritik dari berbagai pihak, termasuk sutradara ternama Hanung Bramantyo.

Salah satu isu utama yang muncul adalah masalah kualitas visual dari film tersebut. Banyak netizen menyebut bahwa tampilan animasi dianggap kaku dan belum mencapai standar yang memadai. Bahkan, beberapa pengamat membandingkan hasilnya dengan film animasi lokal lain seperti JUMBO, yang dianggap lebih sukses dalam hal kualitas produksi.

Selain itu, anggaran produksi film ini juga menjadi sorotan. Diperkirakan biaya produksi film Merah Putih One For All mencapai sekitar Rp 6,7 miliar. Angka ini kemudian memicu respons dari Hanung Bramantyo, yang melalui Insta Story menyoroti besarnya anggaran yang dinilainya tidak cukup untuk menghasilkan karya animasi berkualitas.

Menurut Hanung, dengan anggaran sebesar itu, sangat sulit untuk menciptakan film animasi yang layak ditonton. Ia bahkan menyampaikan pendapatnya secara terbuka:

“Rp 7 miliar untuk film animasi, potong pajak 13 persen kisaran Rp 6 miliar. Kalau toh tidak dikorupsi, hasilnya tetap jelek!”

Ia menambahkan bahwa standar anggaran yang realistis untuk membuat film animasi berkualitas minimal harus mencapai Rp 30 miliar, ditambah biaya promosi sebesar Rp 10 miliar. Selain itu, proses pembuatannya membutuhkan waktu sekitar lima tahun agar bisa menghasilkan karya yang maksimal.

Usulan Penundaan Penayangan Film

Hanung Bramantyo tidak hanya memberikan kritik, tetapi juga mengusulkan agar penayangan film Merah Putih One For All ditunda. Ia menyarankan agar Menteri Kebudayaan dan Wakilnya, Fadli Zon serta Giring Ganesha, turut campur tangan untuk membantu memastikan kualitas film tersebut.

Tujuan dari usulan ini adalah agar para kreator memiliki waktu tambahan untuk menyempurnakan karyanya. Hanung menulis:

“Fadli Zon dan Giring, bapak-bapak mohon ditunda penayangannya, dan dibantu menyelesaikan hingga menghasilkan karya yang bagus.”

Film Merah Putih One For All dijadwalkan rilis serentak di bioskop pada 14 Agustus 2025. Film ini bertujuan untuk menyebarkan semangat persatuan melalui petualangan delapan anak dari berbagai suku di Indonesia.

Tidak hanya itu, pada hari kemerdekaan, 17 Agustus 2025, harga tiket film ini akan ditawarkan dengan harga spesial, yaitu Rp 17.000. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyaksikan film yang digadang-gadang memiliki pesan nasionalisme kuat. Namun, kritik dari Hanung Bramantyo dan beberapa pihak lainnya menunjukkan bahwa ada tantangan besar yang harus dihadapi untuk memenuhi ekspektasi publik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini