
Integrasi Sistem Bisnis Warisan dengan Teknologi Modern: Kunci Penguatan Daya Saing
Dalam era digital yang semakin berkembang, integrasi antara sistem bisnis warisan (legacy) dengan teknologi modern menjadi strategi penting bagi pelaku usaha untuk memperkuat daya saing mereka. Model ini tidak hanya membantu menjaga efisiensi operasional, tetapi juga membuka peluang inovasi dan sumber pendapatan baru.
Menurut Yosua Sugialam, Co-Founder & CEO Paper.id, sektor-sektor dengan volume transaksi besar dan rantai pasok yang kompleks akan mendapatkan manfaat terbesar dari integrasi ini. Ia menjelaskan bahwa integrasi sistem inventaris dan pembayaran real-time dapat mempercepat perputaran modal di sektor FMCG dan ritel. Di industri F&B, sistem pembayaran digital membantu mengontrol arus kas harian dan memudahkan ekspansi outlet. Sementara itu, di sektor kesehatan dan kecantikan, digitalisasi billing mempercepat arus kas dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.
Di sektor travel dan hospitality, otomatisasi invoicing lintas negara mampu menekan biaya transfer dan mempercepat proses settlement. Yosia menekankan bahwa adopsi teknologi di sektor-sektor tersebut tidak berhenti pada efisiensi semata. Ia melihat ruang monetisasi baru yang dapat langsung berdampak pada pertumbuhan bisnis. Potensi ini mencakup optimasi modal kerja melalui corporate card, ekspansi lintas negara dengan solusi pembayaran digital cross-border, hingga pemanfaatan data transaksi untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih kompetitif.
“Transformasi pembayaran bukan hanya soal efisiensi, tapi juga pintu menuju sumber pendapatan baru yang sebelumnya belum terbayangkan,” ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi pembayaran digital di segmen B2B tumbuh lebih dari 20% secara tahunan, dengan peningkatan signifikan di sektor UMKM menengah. Selain itu, penggunaan kartu korporasi untuk pengeluaran operasional meningkat, terutama di bisnis dengan mobilitas tim tinggi seperti FMCG, distribusi, dan event.
Tren lain yang muncul adalah pergeseran ke model embedded finance, di mana pelaku usaha menginginkan solusi keuangan terintegrasi langsung ke alur kerja tanpa perlu beralih platform. Strategi ini dirancang untuk menjadi penghubung antara sistem legacy yang sudah mapan dengan teknologi pembayaran dan pembiayaan terbaru, sehingga bisnis dapat tumbuh lebih cepat, efisien, dan aman.
Yosia menilai pendekatan ini akan membantu pelaku usaha memanfaatkan aset yang sudah ada sambil mempercepat transisi ke digital. Di tingkat industri, integrasi ini juga dinilai dapat memperluas pasar dan meningkatkan ketahanan bisnis.
Dengan data transaksi yang terdigitalisasi, pelaku usaha dapat mengantisipasi risiko, mengambil keputusan berbasis analisis yang lebih presisi, dan menjangkau pasar baru, termasuk ekspor. Penerapan sistem pembayaran yang cerdas juga membuka peluang penawaran produk atau layanan berbasis langganan (subscription) yang sebelumnya sulit dilakukan dengan metode manual.
Integrasi antara sistem bisnis warisan dengan teknologi modern tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga menjadi fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Dengan memadukan kekuatan tradisional dan inovasi digital, pelaku usaha bisa menghadapi tantangan era digital dengan lebih percaya diri dan fleksibel.