Perubahan Pola Hidup Generasi Z dan Milenial dalam Berolahraga
Generasi Z dan Milenial kini menunjukkan minat yang signifikan terhadap olahraga. Meskipun motto pemerintahan Orde Baru, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,” mungkin tidak dikenal oleh generasi ini, esensi dari motto tersebut tetap relevan. Olahraga menjadi bagian penting dalam menjaga kebugaran dan kesehatan, terutama setelah masa pandemi. Penelitian menunjukkan bahwa kebugaran memiliki hubungan positif dengan kemampuan tubuh dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Minat anak muda di kota-kota untuk berolahraga meningkat pesat dalam dua tahun terakhir. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan pelaku industri olahraga. Tren ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ketersediaan fasilitas olahraga yang nyaman dan pengaruh media sosial. Generasi Z dan Milenial, sebagai digital native, sangat terpengaruh oleh lingkungan digital mereka.
Sebuah survei Populix pada Januari 2025 menemukan bahwa 9 dari 10 responden rutin berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Mayoritas responden adalah generasi Z dan pekerja muda. Selain itu, sebagian besar melakukan olahraga di rumah atau dekat tempat tinggal. Kebutuhan akan kenyamanan dan aksesibilitas fasilitas olahraga menjadi tuntutan utama bagi generasi ini. Mereka lebih memilih berolahraga di lingkungan yang nyaman dan mudah diakses.
Perbandingan data antara survei Populix dan SDI-Kemenpora tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dulu hanya 4 dari 10 anak muda yang berolahraga, kini jumlahnya meningkat menjadi 9 dari 10. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk media mainstream dan media sosial. Tren olahraga baru seperti pilates dan padel juga mulai diminati oleh kalangan menengah atas.
Menurut Kiky, akademisi UNAIR, tren Gen Z dan Milenial aktif berolahraga dipengaruhi oleh media sosial. Faktor Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu motivasi mereka. Rasa takut ketinggalan dari teman-teman mendorong mereka untuk ikut berolahraga. Selain itu, kecemasan terhadap kesehatan juga menjadi alasan kuat untuk berolahraga.
Pemerintah perlu merancang program olahraga yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi muda. Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan antara lain:
1. Menyediakan Infrastruktur Olahraga yang Nyaman
Program dan anggaran harus dialokasikan untuk renovasi, perbaikan, serta pembangunan ruang publik dan fasilitas olahraga. Fasilitas pendukung seperti jogging track, trotoar, dan kafe di sekitar lapangan juga perlu diperhatikan. Di China, misalnya, pemerintah telah memprioritaskan penyediaan fasilitas outdoor gymnastic di sekitar perumahan.
2. Meningkatkan Engagement Generasi Muda
Kegiatan seperti festival olahraga dan komunitas olahraga perlu diperkuat. Pemerintah perlu memberikan dukungan tanpa ikatan birokratis agar lebih mudah diakses oleh generasi muda. Survei Edelmen Trust Barometer menunjukkan bahwa Gen Z dan Milenial cenderung kurang percaya kepada pemerintah, sehingga perlu adanya inisiatif yang lebih inklusif.
3. Menggunakan Media Digital untuk Kampanye Olahraga
Media sosial seperti Instagram dan TikTok dapat menjadi alat efektif untuk kampanye olahraga. Komunitas olahraga di kalangan muda sangat bergantung pada media digital untuk berkomunikasi dan berbagi pengalaman.
Selain itu, penggunaan produk lokal dan UMKM olahraga perlu didorong. Banyak merek lokal seperti Mills, Erspo, dan Xten telah menunjukkan kualitas yang tidak kalah baik dengan merek internasional. Pertumbuhan pasar untuk apparel olahraga Muslimah juga sangat menjanjikan.
Tren komunitas kelas menengah dan atas yang aktif berolahraga membutuhkan dukungan pemerintah. Boom pilates dan padel tidak hanya meningkatkan aktivitas olahraga, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi. Pelaku bisnis olahraga perlu mendapatkan dukungan dalam bentuk kepastian hukum, kemudahan izin, dan keringanan pajak.
Perubahan pola hidup Gen Z dan Milenial dalam berolahraga akan berdampak jangka panjang. Dalam jangka pendek, hal ini akan mendorong pertumbuhan industri olahraga dan meningkatkan kesehatan. Dalam jangka menengah dan panjang, fenomena ini akan meningkatkan produktivitas bangsa.
Olahraga harus dipandang sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar biaya. Investasi 1 dolar untuk olahraga dapat kembali dalam bentuk produktivitas dan penghematan biaya kesehatan. Saatnya kita melihat olahraga sebagai salah satu investasi kesehatan yang menjanjikan.



