
Profil Singkat Kwik Kian Gie
Kwik Kian Gie adalah salah satu tokoh penting dalam dunia ekonomi dan pendidikan Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang ekonom senior yang memiliki kontribusi besar dalam berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun pendidikan. Kabar duka datang dari keluarga besar bangsa ini setelah ia meninggal pada Senin (28/7). Pria kelahiran Pati, 11 Januari 1935 ini meninggalkan jejak yang sangat berarti dalam sejarah bangsa.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kwik Kian Gie pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) pada periode 1999 hingga 2000. Selain itu, ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) selama beberapa hari, tepatnya dari tanggal 1 Oktober 1999 hingga 26 Oktober 1999. Meskipun masa jabatannya singkat, pengalamannya sebagai politisi memberikan wawasan yang mendalam tentang dinamika politik dan pemerintahan.
Kwik Kian Gie juga merupakan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ia memperoleh penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana RI, yang menjadi bukti kontribusinya terhadap negara. Dalam latar belakang pendidikannya, ia pernah mengikuti program persiapan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama setahun sebelum melanjutkan studi ke luar negeri.
Pada tahun 1956, Kwik Kian Gie masuk ke Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam, kini dikenal sebagai Erasmus Universiteit Rotterdam. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1963. Sejak saat itu, ia mulai menjalani karier di dunia bisnis sambil menyampaikan pandangan-pandangan ekonomi dan politik melalui berbagai media massa.
Selain berkarier di dunia bisnis, Kwik Kian Gie juga aktif dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1954, ia mendirikan SMA Erlangga di Surabaya. Di sana, ia bahkan pernah menjadi murid kelas 3 SMA yang lulus pada tahun 1955. Hal ini menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan sejak awal karier.
Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 1982, ia kembali mendirikan institusi pendidikan bernama Institut Manajemen Prasetiya Mulya bersama Prof. Panglaykim. Institusi ini menjadi sekolah MBA pertama di Indonesia. Lima tahun kemudian, yaitu pada tahun 1987, ia mendirikan Institut Bisnis Indonesia (IBI) bersama Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko. Kampus tersebut kini dikenal dengan nama Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (Kwik Kian Gie School of Business).
Melalui berbagai kontribusi yang telah ia berikan, Kwik Kian Gie menjadi panutan bagi banyak generasi muda Indonesia. Jejaknya dalam dunia ekonomi dan pendidikan akan terus diingat sebagai bagian dari sejarah bangsa.