
Film Hanya Namamu dalam Doaku: Mengangkat Kehidupan Keluarga yang Berjuang Melawan ALS
Film Hanya Namamu dalam Doaku yang akan tayang di bioskop mulai 21 Agustus 2025, menghadirkan kisah dramatis tentang keluarga yang sedang berjuang melawan penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Film ini tidak hanya menyentuh hati penonton dengan cerita yang penuh emosi, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang peran caregiver dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah utama film ini berfokus pada Arga, seorang suami dan ayah yang berjuang melawan penyakit ALS. Ia memilih untuk menyembunyikan diagnosisnya dari keluarganya agar tidak menimbulkan kekhawatiran. Namun, keputusan tersebut justru memicu konsekuensi yang sangat berat. Dengan narasi yang penuh perasaan, film ini mampu membuat penonton merasakan perjuangan Arga dan dampak emosional yang terjadi pada seluruh anggota keluarganya.
Selain itu, film ini juga memperlihatkan sudut pandang lain dari sisi caregiver. Para pemain seperti Vino G. Bastian, Nirina Zubir, dan Dinda Kanyadewi memiliki pengalaman nyata sebagai caregiver ketika merawat orang tua mereka yang sakit. Mereka berbagi cerita dan perasaan yang mendalam saat menjalani proses perawatan.
Pengalaman Pribadi yang Terinspirasi dari Kehidupan Nyata
Dinda Kanyadewi mengungkapkan bahwa karakter Arga dalam film ini sangat mengingatkannya pada ayahnya yang telah meninggal karena kanker. Ia mengingat bagaimana ayahnya juga sempat menyembunyikan diagnosis kankernya dari keluarga.
“Awal didiagnosa, dia gak ngomong ke kita, terus aku sempat marah waktu itu sampai akhirnya dia meninggal, aku masih ada rasa, kok gak ngomong,” ujarnya.
Ia juga bercerita tentang perjuangannya selama 4 tahun menjadi caregiver untuk ayahnya. Di tengah kesibukan kerja dan tanggung jawab merawat ayahnya, ia sempat mengalami kebingungan hingga harus mencari bantuan psikiater untuk mengontrol emosinya.
Vino G. Bastian dan Pengalaman dengan Ibu yang Menyembunyikan Penyakit
Vino G. Bastian, yang memerankan Arga dalam film ini, juga memiliki pengalaman serupa dengan ibunya. Ia menceritakan bagaimana ibunya dulu berusaha menyembunyikan penyakitnya dari keluarga.
“Saya baru tahu ketika ibu saya meninggal, semua hasil lab itu dirobek-robek sama dia. Dia gak mau kasih lihat. Bahkan ketika diajak ke rumah sakit yang bagus pun dia gak mau, karena itu akan keluar duit, dia maunya BPJS.”
Ia mengungkapkan bahwa kejadian tersebut meninggalkan penyesalan mendalam baginya. Oleh karena itu, melalui film ini, ia ingin menyampaikan pesan penting tentang peran caregiver sebagai sistem pendukung yang sangat vital.
Nirina Zubir: Pertanyaan tentang Keberhasilan Sebagai Caregiver
Nirina Zubir juga berbagi pengalaman saat ia menjadi caregiver untuk ayahnya. Setelah membintangi film ini, ia mulai mempertanyakan apakah usahanya saat itu sudah maksimal atau belum.
“Dengan adanya film ini malah jadi bener-bener kayak merasa, ‘Apa yang aku kerjain dulu udah yang terbaik belum, ya’?” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa ada momen di mana ia merasa kecewa karena ayahnya berubah sifat dan terjadi perselisihan antara dirinya dan saudara-saudaranya.
Pesan yang Ingin Disampaikan oleh Film Ini
Film Hanya Namamu dalam Doaku bukan hanya sekadar tontonan yang menyentuh, tetapi juga menjadi pengingat bagi penonton tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga. Film ini mengajarkan bahwa menjadi caregiver adalah pekerjaan yang tidak mudah, tetapi sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional keluarga.
Dengan riset yang dilakukan selama 1,5 tahun, film ini berhasil menyajikan cerita yang realistis dan penuh makna. Penonton akan dibuat terharu oleh adegan-adegan yang menguras emosi, termasuk trailer yang telah viral di media sosial.
Melalui kisah ini, film ini berharap dapat memberikan inspirasi dan kesadaran baru tentang pentingnya dukungan emosional dalam menghadapi tantangan hidup.